Sabtu, 20 Agustus 2011

Semoga sukses!!

Minggu minggu sebelum Welcome Party, seorang anggota kita, Sandra (Lucia Sandra) berangkat ke Bandung buat lanjutin studinya di Universitas Parahyangan. Yah, sedih sih kekurangan tenaga pembantu buat welpar haha. Good luck ya Sandra!! Semoga sukses di kampus barunye ehehe, jangan lupa kalo pulang bawa oleh oleh :p

Lalu ada berita dari temen kita dari Bandung, Steven, yg sempet ngesel beberapa kali di sel St. Agustinus II. Dia mau student exchange ke Amerika, dan katanya dia kangen sama sel kita, katanya nanti kalo balik ke Tangerang mau mampir ke sel kita hehe. Okedeh pen, sama kayak Sandra, kita tunggu oleh olehnya!! haha tapi double yaa, yg dari Amrik sama dari Bandung :P

nah temen temen, ayo kita doain semoga Sandra dan Steven sukses kedepannya :D

Jumat, 19 Agustus 2011

Senin, 01 Agustus 2011

WELCOME PARTY


http://www.facebook.com/event.php?eid=173868292681849


Time
07 August · 09:30 - 12:30

Location
Aula Serbaguna lt.4 Rs Omni Internasional, Alam Sutera

Created by:

ForWelcome Party Tangerang 2011

More info
contact person: Tasha (085695396913) or Haris (087771770050)

Kamis, 07 Juli 2011

7 Juli - Kej 44:18-21.23b-29;45:1-5; Mat 10:7-15

"Seorang pekerja patut mendapat upahnya"
(Kej 44:18-21.23b-29;45:1-5; Mat 10:7-15)
" Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.  Janganlah kamu membawa emas atau perak atau tembaga dalam ikat pinggangmu.  Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.  Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat.  Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya, salammu itu turun ke atasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.  Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu.  Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu."(Mat 107-15), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Salah satu motto UNESCO dalam memasuki Millenium Ketiga adalah "learning to do", yang berarti belajar untuk berbuat atau bekerja. Maka baiklah ajakan ini hendaknya direnungkan atau direfleksikan serta kemudian dihayati oleh para pekerja, entah pekerjaan apapun atau apapun yang harus dikerjakan. Ajakan tersebut secara lain dapat dikatakan 'bekerja agar terampil bekerja', bukan bekerja demi uang atau imbal jasa/gaji, meskipun kita juga membutuhkan gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup pribadi atau keluarga kita. Maka apapun yang harus kita kerjakan hendaknya dikerjakan sebaik atau seoptimal mungkin, tenu saja pekerjaan yang baik. Ingatlah dan sadari bahwa yang dibutuhkan oleh masyarakat masa kini maupun mendatang, termasuk perusahaan-perusahaan apapun, adalah keterampilan bukan ijasah. Anda kiranya dapat melihat dan memperhatikan para 'entepreneur' yang tanpa ijazah namun sukses dalam usahanya berkat kerja keras yang tak kenal lelah serta keterbukaan terhadap aneka macam kemungkinan dan kesempatan. Kami berharap sikap mental 'bekerja agar terampil bekerja' ini ditanamkan atau dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret para orangtua, serta kemudian diperdalam dan diperkembangkan di sekolah-sekolah. "The man behind the gun" ( =manusia dibalik senjata atau alat), itulah kata sebuah motto, yang meningatkan kita agar lebih mementingkan manusia daripada alat-alat atau sarana-prasarana. Didiklah dan binalah anak-anak memiliki sikap mental belajar terus-menerus dengan rendah hati dan kerja keras, agar kelak mereka siap sedia untuk melakukan apapun yang baik dan menyelamatkan meskipun berat dan penuh tantangan serta hambatan maupun masalah. Tuhan telah menganugerahi aneka rahmat dan bakat kepada kita, maka jangan disia-siakan rahmat atau bakat tersebut.
·   "Mohon bicara tuanku, izinkanlah kiranya hambamu ini mengucapkan sepatah kata kepada tuanku, dan janganlah bangkit amarahmu kepada hambamu ini, sebab tuanku adalah seperti Firaun sendiri" (Kej 44:18), demikian kata Yehuda atas nama saudara-saudaranya kepada Yusuf, yang telah mereka buang, karena mereka tidak tahu bahwa yang dihadapan mereka adalah Yusuf adik mereka.  Yehuda adalah salah satu anak Iskak, yang tidak setuju bahwa Yusuf dibunuh, ketika saudara-saudaranya berniat membunuh Yusuf karena irihati. Ia berusaha menyelamatkan Yusuf, dan saat ini juga atas nama saudara-saudarannya dengan rendah hati mohon keselamatan dari Yusuf yang telah mereka buang. Penderitaan memang sering merupakan rahmat terselubung, dimana di dalam penderitaan kita diingatkan akan aneka kebaikan dan kemungkinan guna penyelamatan. Dalam penderitaan juga kita ditingatkan bahwa kita adalah manusia yang lemah dan rapuh, penuh dengan dosa. Usaha Yehuda menyelamatkan Yusuf kiranya menjanjikan harapan yang membahagiakan; dari penderitaan lahirlah pengharapan, itulah kebenaran sejati. Dari kisah ini kiranya kita juga diingatkan untuk tidak malu dan ragu sebagai kakak minta tolong kepada adik, sebagai orangtua minta tolong pada orang muda, orang kaya minta tolong kepada orang miskin, dst.. , dan yang tak boleh ditinggalkan marilah kita belajar dari anak-anak perihal keutamaan-keutamaan atau nilai-nilai kehidupan yang menyelamatkan. Kita juga diingatkan untuk berdoa bagi mereka yang telah berbuat baik kepada kita, meskipun kita tak tahu namanya serta dimana mereka berada.
"DiutusNyalah seorang mendahului mereka; Yusuf, yang dijual menjadi budak. Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saatnya firmanNya sudah genap dan janji Tuhan membenarkannya" (Mzm 105: 17-19)
Ign 7 Juli 2011
http://renunganimankatolik.blogspot.com/

berdoa dalam dalam keterpurukan

Ya, Allah Tuhan, saat aku kehilangan hal-hal yang paling berharga dalam hidupku, seperti orang yang kucintai, pekerjaan, persahabatan, mimpi ataupun harapan-harapanku, sering kali itu melemahkanku, dan menimbilkan keraguan dalam diriku. bahkan akupun ragu terhadap orang-oarng yang kucintai, sahabat-sahabat bahkan akan cinta-Mu,
saat itu aku merasa begitu sendirian dan diabaikan, seakan-akan tidak ada yng perduli akan penderitaan dan perasaanku,
Apabila hidupku sedang baik, dantidak banyak masalah, aku tau hal itu tidak benar,
tetapi saat aku sedang jatuh, seakan akan ditinggalkan oleh-Mu, dan orang-orang lain.
bantulah agar aku dapat bersandar dalam kasih-Mu saja dan belajar untuk hidup dari cahaya kebenaran bukan cahaya kepalsuan kegelapan, bantulah agar aku benar-benar memahami bahwa di saat-saat aku kehilangan diri-Mu dan merasa kecewa, Engkau ya Allah Tuhan ku, tak pernah dan tak akan pernah meninggalkan diriku,

selamat berdoa^^

Kamis, 30 Juni 2011

29 Juni - HR ST PETRUS DAN ST PAULUS: Kis 12:1-11; 2Tim 4:6-8.17-18; Mat 16:13-19

"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk"
HR ST PETRUS DAN ST PAULUS: Kis 12:1-11; 2Tim 4:6-8.17-18; Mat 16:13-19
Kalau tinggal di rumah/komunitas terus menerus alias jarang bepergian dianggap tidak punya pekerjaan, sebaliknya kalau jarang di rumah alias senantiasa bepergian dianggap tidak krasan, itulah anggapan atau penilaian sementara orang terhadap yang jarang pergi dan selalu bepergian. Hari ini kita kenangkan dua tokoh Gereja Purba, Petrus dan Paulus, yang berbeda satu sama lain dalam hal kepribadian, tugas pelayanan/kesibukan. Petrus sebagai wakil Kristus, pemimpin Gereja Kristus, tinggal dan bertahta di Roma, sementara itu Paulus bepergian terus menerus, berkeliling dunia. Didalam Gereja kita kenal apa yang disebut hirarki dan karisma, yaitu mereka yang bertugas dalam kepemimpinan Gereja dan mereka yang terpanggil secara khusus untuk mewartakan Kabar Baik ke seluruh dunia, yang secara konkret adalah Paus/Uskup/Pastor Paroki dan Anggota Lembaga Hidup Bakti, yang memiliki karisma tertentu. Berbeda fungsi tetapi satu tugas perutusan, itulah yang terjadi, dan diharapkan perbedaan ini tidak menjadi hambatan melainkan merupakan kekuatan untuk bersama-sama mengemban tugas pengutusan dari Yesus dalam mewartakan Kabar Baik ke seluruh dunia. Maka baiklah dalam rangka mengenangkan St.Petrus dan Paulus ini kami mengajak kita semua untuk mawas diri dalam hal bekerjasama menghayati panggilan dan melaksanakan tugas pengutusan.
"Ikatlah pinggangmu dan kenakanlah sepatumu…Kenakanlah jubahmu dan ikutilah aku" (Kis 12:8)   
Kutipan di atas ini adalah kata malaikat kepada Petrus, yang di dalam penjara karena kesetiaan imannya, dan merupakan panggilan untuk membebaskan diri dari penjara. Kata-kata tersebut secara inklusif mengindikasikan bahwa itulah jati diri seorang pemimpin Gereja, yaitu: mengikat pinggang, mengenakan sepatu, mengenakan jubah dan mengikuti kehendak Allah. Perintah malaikat ini kiranya boleh menjadi petunjuk tugas panggilan segenap jajaran hirarki dari Paus sampai dengan Pastor Paroki beserta para pembantunya.  Maka baiklah saya akan merefleksikan secara sederhana apa yang diperintahkan oleh malaikat tersebut, dan mungkin berguna bagi para gembala umat:
1). Salah satu fungsi ikat pinggang adalah untuk memperindah penampilan tubuh, sehingga menarik dan mempesona bagi orang lain, maka diharapkan sepak terjang dan kehadiran para gembala dimanapun dan kapanpun senantiasa menarik dan mempesona orang lain, sehingga mereka juga tergerak untuk mendekat dan mengasihinya. Tentu saja yang diharapkan menarik dan mempesona dari para gembala bukan tubuh, melainkan cara hidup dan cara bertindak yang baik dan berbudi pekerti luhur, dengan kata lain cara hidup dan cara bertindak para gembala diharapkan dapat menjadi teladan bagi umat Allah khususnya dan masyarakat pada umumnya, sehingga umat Allah dan masyarakat tergerak semakin beriman, semakin suci.
2). Para gembala, khususnya paus dan para uskup pada umumnya kemana-mana bersepatu. Sepatu antara lain berfungsi untuk melindungi telapak kaki,  anggota tubuh yang paling bawah, agar tetap bersih dan aman serta sehat. Bolehlah kiranya kalau hal ini kita refleksikan sebagai opsi para gembala, yaitu senantiasa berpihak pada dan bersama dengan mereka yang miskin dan berkekurangan maupun pernyataan para gembala yang menyatakan diri sebagai hamba yang hina dina. Maka kami berharap kepada mereka yang berfungsi dalam kepemimpinan atau pelayanan umat Allah, di tingkat apapun, untuk senantiasa berpihak pada atau bersama dengan mereka yang miskin dan berkekurangan, agar mereka terangkat dari kemiskinan dan berkekurangannya serta kemudian hidup damai sejahtera baik lahir maupun batin.
3). Jubah adalah lambang kebesaran atau pakaian resmi dan pada umumnya pasti dipakai ketika sedang memimpin ibadat. Dengan kata lain hemat saya salah satu tugas gembala umat adalah pribadi yang  begitu penuh devosi kepada ibadat khususnya Perayaan Ekaristi, sebagai puncak ibadat Gereja Katolik. Perayaan Ekaristi merupakan kenangan akan wafat dan kembangkitan Yesus, maka setiap kali merayakan atau berpartipasi dalam Perayaan Ekaristi berarti sekaligus memperbaharui janji baptis, yaitu 'hanya mengabdi Tuhan saja, serta menolak semua godaan setan'
4). "Hanya mengabdi Tuhan saja" kiranya identik dengan perintah untuk "mengikuti kehendak Tuhan".  Maka para gembala diharapkan sungguh taat dan setia pada kehendak Tuhan serta menjadi teladan bagi yang digembalakannya. Kehendak Tuhan antara lain menjadi nyata dalam kehendak baik umat atau sesama manusia, maka selayaknya para gembala melayani umat atau sesama manusia agar mereka hidup bahagia dan damai sejahtera. Untuk itu para gembala diharapkan senantiasa siap sedia mendengarkan suka-duka umat dengan rendah hati, serta kemudian menanggapinya dengan sepenuh hati.
"Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya" (2Tim 4:17)     
Kutipan di atas ini kiranya merupakan kesaksian iman Paulus sebagai rasul agung yang berkeliling ke seluruh dunia, maka selayaknya menjadi permenungan atau refleksi bagi segenap anggota lembaga hidup bakti khususnya dan umat Allah pada umumnya, yang memiliki charisma untuk 'memberitakan Injil/kabar baik' kepada manusia seluruh dunia atau warga masyarakat sekitarnya. Maka perkenankan pertama-tama saya mengajak berrefleksi pada segenap anggota lembaga hidup bakti atau religius dan kemudian segenap umat Allah,  yang beriman kepada Yesus Kristus:
1). "Kerasulan semua religius pertama-tama terletak dalam kesaksian hidup mereka yang sudah dibaktikan, yang harus mereka pelihara dengan doa dan tobat" (KHK kan 673). Dibaktikan berarti dipersembahkan atau disisihkan sepenuhnya kepada Tuhan, sehingga para religius layak disebut sebagai sahabat-sahabat Tuhan. Cara hidup dan cara bertindaknya secara pribadi maupun hidup bersama dalam komunitas pada dirinya sendiri bersifat misioner, maka kami berharap komunitas-komunitas hidup bakti/membiara hendaknya sungguh mempesona, menarik dan memikat sehingga siapapun tergerak untuk mendekat dan mendatangi. Dengan kata lain komunitas biara hendaknya bercirikhas 'welcome'/selamat datang keapda siapapun. Agar jati diri dan panggilan ini terpelihara baik, maka hendaknya tidak melupakan hidup doa dan tobat. Dalam hal berdoa kami percaya komunitas bruder dan suster rajin dalam Ibadat Harian, maka kami berharap isi doa Ibadat Harian, mazmur maupun bacaan-bacaan singkat, sungguh diresapkan dalam hati, dicecap dalam-dalam. Bertobat berarti memperbaharui diri terus-menerus, maka kami berharap segenap religius senantiasa terbuka untuk mendengarkan aneka saran, kritik, nasihat, pujian dst.. dari siapapun sebagai wahana untuk memperbaharui diri terus menerus.
2). Kesaksian iman merupakan cara utama dan pertama dalam melaksanakan tugas missioner, dan hemat kami hal ini lebih kena untuk direfleksikan segenap rekan awam, yang setiap hari berpartisipasi dalam seluk-beluk duniawi guna menghidupi kebutuhan hidup pribadi maupun keluarganya. Anda, rekan-rekan awam yang demikian itu, menurut hemat saya merupakan ujung tombak karya missioner, pewartaan kabar baik. Maka kami berharap, entah dalam hidup di dalam keluarga, masyarakat maupun tempat kerja, anda dapat hidup dan bekerja sebaik mungkin, antara lain pada masa kini tidak melakukan korupsi sedikitpun, mengingat dan memperhatikan korupsi masih marak di sana-sini. Kesaksian dalam pengelolaan harta benda atau uang merupakan cara yang mendesak dan up to date untuk dihayati pada masa kini. Semoga anda , rekan-rekan awam dapat menjadi pioneer dalam pewartaan kabar baik bagi segenap warga masyarakat.
"Aku hendak memuji Tuhan pada segala waktu, puji-pujian kepadaNya tetap dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah, biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarkannya dan bersuka-cita' (Mzm 34: 2-3)
http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Rabu, 29 Juni 2011

30 Juni - Kej 22:1-19; Mat 9:1-8)

"Mengapa kamu memikirkan hal jahat di dalam hatimu?"
(Kej 22:1-19; Mat 9:1-8)
" Sesudah itu naiklah Yesus ke dalam perahu lalu menyeberang. Kemudian sampailah Ia ke kota-Nya sendiri.  Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."  Maka berkatalah beberapa orang ahli Taurat dalam hatinya: "Ia menghujat Allah."  Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: "Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --lalu berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:"Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itupun bangun lalu pulang. Maka orang banyak yang melihat hal itu takut lalu memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa sedemikian itu kepada manusia." (Mat 9:1-8), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Irihati memang dapat berbuahkan pikiran jahat dalam hati, itulah yang terjadi dalam diri ahli-ahli Taurat ketika Yesus menyembuhkan orang lumpuh dengan mengampuni dosanya. Para ahli Taurat kiranya tak mampu melakukan hal itu, maka dalam hati mereka menuduh Yesus 'menghujat Allah', karena mereka juga tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa. Baiklah kami mengajak kita semua untuk mawas diri apakah kita juga sering berpikiran jahat ketika ada orang melakukan apa yang baik, sementara kita sendiri malas melakukannya. Yesus datang ke dunia untuk mengampuni dosa manusia, maka marilah kita, yang beriman kepadaNya, meneladanNya. Jika masing-masing dari kita dengan jujur mawas diri kiranya akan mengetahui dan menyadari bahwa kita adalah pendosa yang telah menerima kasih pengampunan Allah secara melimpah ruah melalui sekian banyak orang yang telah memperhatikan dan mengasihi kita, terutama orangtua kita masing-masing. Ketika kita bersalah dibiarkan saja alias diampuni, maka selayaknya kita kemudian memuliakan Allah sebagaimana dilakukan orang banyak setelah melihat si lumpuh dapat berjalan karena kasih pengampunan Allah. Kasih pengampunan memang dapat membuat mereka yang lumpuh dapat berjalan normal. Marilah lumpuh ini tidak hanya kita fahami sacara phisik melulu, tetapi juga secara social, emosional maupun spiritual,  misalnya mereka yang lesu, loyo, frustrasi, takut, ragu-ragu dst..  Hemat saya mereka menjadi demikian itu karena kurang kasih pengampunan, maka marilah kita salurkan kasih pengampunan Allah kepada mereka itu. Ingatlah dan sadari bahwa tanaman atau binatang dapat hidup, tumbuh dan berkembang karena perawatan atau pemeliharaan yang dijiwai oleh kasih pengampunan, maka selayaknya kita saling merawat dan memelihara dengan kasih pengampunan juga agar kita semua dapat berjalan normal, artinya fungsional dan optimal dalam lingkungan hidup sesuai dengan kemampuan, keterampilan, kesempatan dan kemungkinan yang ada.
·   "Jangan kau bunuh anak itu, dan jangan apa-apakan dia,  sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan menyerahkan anakmu yang tunggal kepadaKu" (Kej 22:12), demikian kata malaikat, utusan Allah, kepada Abraham, bapa umat beriman Anak adalah anugerah Allah, maka selayaknya kemudian dipersembahkan kembali kepada Allah, sesuai dengan kehendak Allah, itulah iman Abraham. Marilah kita meneladan bapa Abraham. Mungkin kita tidak akan menerima perintah Allah sebagaimana diperintahkan kepada Abraham, maka baiklah saya mengajak anda semua, khususnya para bapak-ibu atau orangtua, untuk 'mempersembahkan anak yang dianugerahkan Allah kepada Allah'. Secara konkret hal itu antara lain berarti hendaknya anak-anak dibina dan dididik agar tumbuh berkembang menjadi pribadi baik, berbudi pekerti luhur, unggul dalam kehidupan moral. Akan menjadi apakah anak nanti ketika dewasa terserah kepada kehendak Allah atau panggilan Allah, dan sekiranya mereka terpanggil untuk menjadi imam, bruder atau suster, hendaknya dengan rela dan tulus hati mendukungnya sebagaimana dilakukan oleh Abraham. Sekiranya ia mau hidup berkeluarga, dukunglah agar menjadi suami-isteri yang senantiasa berbakti kepada Allah. Ingatlah dan hayati bahwa anak diciptakan atau diadakan dalam dan oleh kasih serta kebebasan, maka hendaknya anak dididik dan didampingi terus menerus dalam kasih dan kebebasan, maka kami berharap para orangtua tidak dengan mudah memproyeksikan diri begitu saja kepada anak-anaknya, artinya orangtua sebagai pedagang atau pengusaha, maka anak-anak kelak juga harus menjadi pedagang atau pengusaha, dst..  Yang penting dan utama anak-anak kita didik dan bina sebaik mungkin, akan menjadi apakah mereka nanti terserah kepada kehendak Allah.
"Allah kita di sorga, Ia melakukan apa yang dikehendakiNya. Berhala-berhala mereka adalah perak dan emas, buatan tangan manusia" (Mzm 115:3-4)

sumber :http://renunganimankatolik.blogspot.com/
maaf ya sudah bebrapa bulan ini saya sebagai pelayan Sel tidak ngeshare atau mengelola Blogger ini,,
tapi mulai saat ini saya akan mengeposting FIRMAN harian lagi,,
selamat membaca dan merenuangkan
terimakasihh

Jumat, 14 Januari 2011

firman harian 15 januari 2011

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa."
(Ibr 4:12-14; Mrk 2:13-17)

"Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."(Mrk 2:13-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Penyelamat Dunia datang untuk menyelamatkan seluruh dunia seisinya, maka jika ada bagian dunia yang tidak selamat, dan tentu saja pertama-tama dan terutama adalah manusia, Ia segera menyelamatkannya. Dalam kisah hari ini Ia menyelamatkan Lewi, pemungut cukai, yang dinilai sebagai pendosa di masyarakat. Memang sampai kini pun, seperti di Indonesia, para pegawai pajak/cukai pada umumnya terjerat oleh dosa secara struktural, ramai-ramai melakukan korupsi dengan memanipulasi pungutan pajak. Dengan kata lain mereka yang nampak sebagai orang baik-baik itu adalah pendosa, maka baiklah kita juga menyadari dan menghayati diri sebagai pendosa, yang dipanggil Tuhan untuk bertobat dan berpartisipasi dalam karya penyelamatanNya antara lain 'memanggil orang berdosa' untuk bertobat. Maka selain menghayati diri sebagai pendosa, hendaknya dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan kita juga berusaha berparitipasi dalam karya penyelematanNya, yaitu memperbaiki apa yang tidak baik, membereskan apa yang tidak beres, dst…, dengan kata lain dimana ada bagian kehidupan kita yang tidak baik dan selamat, segera kita perbaiki atau selamatkan. Marilah kita perhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan dalam lingkungan hidup kita, entah secara phisik, spiritual, sosial maupun intelektual. Kepada mereka yang sering berteriak-teriak atau memerintahkan orang lain untuk berobat, hendaknya juga menyadari dan menghayati diri sebagai yang butuh obat juga, apalagi kalau yang kita perintahkan adalah mereka yang sakit hati atau sakit jiwa. Maklum penyebab utama sakit jiwa atau sakit hati adalah lingkungan hidup yang tidak sehat, alias manusia-manusia yang merasa sehat padahal sedang menderita sakit, entah sakit hati atau sakit jiwa.

·   "Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."(Ibr 4:12). Apa yang kita dengarkan sejak kita berada di dalam rahim ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian kita masing-masing. Jika kita jujur mawas diri kiranya masing-masing, maka kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara atau berkata-kata. Memang apa yang kita dengarkan sering membingungkan kita: mana yang baik dan benar, mana yang jelek dan salah. Maka untuk menguji kebenaran atas apa yang kita dengarkan hendaknya ditatapkan pada Firman atau Sabda Allah, yang antara lain tertulis di dalam Kitab Suci. Seluruh ajaran yang tertulis di dalam Kitab Suci hemat saya dapat dipadatkan dan ajaran atau perintah untuk saling mengasihi satu sama lain dalam hidup sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Dengan kata lain baiklah kita uji apa yang kita dengarkan dengan cintakasih: apakah setelah mendengarkan kita tergerak untuk mengasihi atau membenci. Memang membenci atau mengasihi juga sangat tergantung  dari pertimbangan dan pikiran hati kita masing-masing. Hemat saya mayoritas apa yang kita dengarkan mengajak kita untuk hidup mengasihi, maka ketika setelah mendengarkan kita tergerak untuk membenci berarti pikiran hati kita yang tidak baik. Baiklah kita mawas diri dengan jujur dan rendah hati, apakah kita berpikiran tidak baik. Kutipan di atas ini mengingatkan kita semua bahwa Firman atau Sabda Allah sungguh mendidik dan membina kita semua, agar kita selamat dan damai sejahtera. Kami berharap apa yang saya kutipkan dan refleksikan secara sederhana dari Kitab Suci setiap hari berguna bagi kita semua.

"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya "(Mzm 19:8-10)

Jakarta, 15 Januari 2011
 http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Kamis, 13 Januari 2011

firman harian 14 januari 2011

"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?"
(Ibr 4:1-5.11; Mrk 2:1-12)

"Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat." (Mrk 2:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Kehadiran dan karya Yesus, Penyelamat Dunia, Allah yang menjadi Manusia, membuat iri para ahli Taurat. Sang Penyelamat Dunia menyembuhkan orang sakit dengan kasih pengampunanNya, dan memang sehat atau sakit erat kaitannya dengan dosa. Melihat Yesus mengampuni dosa orang, ahli Taurat menuduhNya menghujat Allah alias berpikiran jahat dalam hatinya. Memang pengampunan dosa hanya dianugerahkan oleh Allah, namun kiranya sebagai orang beriman kita dipanggil untuk untuk hidup saling mengampuni, sebagai pekerjasama A.llah. Dalam hidup sehari-hari kita sering menghadapi aneka ketidak-jelasan sehingga dengan mudah kita berpikiran jahat terhadap mereka yang menimbulkan ketidak-jelasan tersebut. Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita adalah manusia yang lemah dan rapuh, yang dengan mudah berbuat hal yang melanggar cintakasih dan mengalami aneka keterbatasan. Sekiranya kita menghadapi ketidak-jelasan atau kesalah-fahaman hendaknya dengan kasih pengampunan dan pikiran positif kita menanggapinya; dengan kata lain marilah kita hayati semangat belajar terus menerus (ingat pelajar pada umumnya tidak akan berpikiran jahat terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan oleh guru), yang senantiasa terbuka terhadap aneka macam kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh-berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

·   "Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga."(Ibr 4:11). Yang dimaksudkan dengan 'perhentian' adalah hidup mulia dan bahagia selama-lamanya bersama Tuhan di sorga, atau sukses dalam hidup dan karya sesuai dengan kehendak Sang Pencipta. Perjalanan menuju ke 'perhentian' bagi kita masih panjang, atau tergantung penyelenggaraan Ilahi. Maka agar kita sampai ke 'perhentian' dengan selamat dan bahagia, marilah kita taati aneka tatanan dan tata tertib yang terkait dengan hidup dan karya kita masing-masing selama di perjalanan. Ada aneka tatanan atau tata tertib yang terkait dengan hidup dan karya kita, maka hendaknya kita fahami dengan baik serta kita hayati atau laksanakan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. "Taat" merupakan salah satu keutamaan yang mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebar-luaskan dalam hidup dan kerja bersama pada saat ini, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang kurang atau tidak taat. Keutamaan ketaatan hendaknya sedini mungkin dididikkan dan dibiasakan bagi anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja dengan teladan konrket dari orangtua/bapak-ibu. Anak-anak akan taat kepada orangtua atau bapak-ibu jika mereka sungguh merasa dikasihi oleh bapak-ibu, antara lain perwujudan kasih tersebut adalah pemborosan waktu dan tenaga bagi anak-anak. Dengan kata lain ketaatan atau kesetiaan bapak-ibu akan janji untuk saling mengasihi  baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati, hendaknya diusahakan bersama-sama. Hayati kasih tersebut antar anda berdua, dan kemudian kasih anda berdua terhadap anak-anak yang dianugerahkan Allah kepada anda. Ingat anak ada atau diadakan dengan pemborosan waktu dan tenaga anda, maka dengan pemborosan waktu dan tenaga anda juga anak akan tumbuh berkembang dengan baik, antara lain taat pada anda berdua.

"Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya."(Mzm 78:3-4)
Jakarta, 14 Januari 2011  
http://renunganimankatolik.blogspot.com/      . 

Selasa, 11 Januari 2011

HUT KTM

teman2 yang tercinta Komunitas Tritunggal Maha Kudus
Wilayah 4,,,,

akan ada HUT KTM,,
yang di adakan tgl 22 januari 2011,,jam 5 sore sampai 9 malam,,
diiiii Mall Taman Anggrek,,

hayo hayo sapa yang bisa ikut,,
segera daftar.. hohohohohoho
 n yang membawa kendaraan,,
diharapkan konfirmasi,, lebih duluan untuk,,
transportasi yang bisa,, ikud,, tp gx ada transportasi,,

terimakasihhh

Tuhan Yesus Berkati,,
hohohohohohoohohohoho^^







FIRMAN HARIAN tgl 12-1-2011

"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan"
(Ibr 2:14-18; Mrk 1:29-39)

"Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan" (Mrk 1:29-39), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Yesus, Penyelamat Dunia, juga berfungsi sebagai dokter atau tabib,"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam pernyakit dan mengusir banyak setan". Dengan sukses Ia menyembuhkan aneka macam penyakit, sehingga ada kekhawatiran salah faham terjadi di antara mereka yang telah disembuhkan, yaitu mereka akan memandang Yesus sebagai 'tabid/dokter yang luar biasa' dan tidak sampai mengimani bahwa Yesus adalah Penyelamat Dunia, harus menyelamatkan dunia seisinya. Maka Ia menyempatkan Diri untuk berdoa sendirian, agar Ia tidak terjebak pada dambaan umat yang keliru tersebut. Sebagai orang yang percaya kepadaNya kita dipanggil untuk meneladanNya, maka marilah kita lihat, perhatikan dan sembuhkan saudara-saudari kita yang sedang menderita sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Hendaknya kita hidup dan bertindak berdasarkan iman, bukan hanya pada kepandaian, keterampilan atau kekuatan saja. Tujuan utama usaha penyembuhan adalah agar mereka yang telah disembuhkan semakin beriman atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, maka hendaknya kita juga tidak melupakan doa pribadi, berdoa sendirian seperti dilakukan oleh Yesus.

·   "Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai." (Ibr 2:17-18), demikian kesaksian iman penulis Kitab Ibrani. 'Menjadi sama dengan saudara-saudariNya", inilah kiranya yang baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Dengan kata lain kita semua dipanggil untuk rendah hati dalam cara hidup dan bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh di dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan penghayatan rendah hati dalam hidup sehari-hari. Untuk itu kita memang harus siap sedia dan rela untuk menderita karena pencobaan. Hidup dan bertindak dengan rendah hati pada masa kini memang sarat dengan aneka tantangan, godaan dan pencobaan. Banyak orang jatuh ke kesombongan atau penyakit (sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh) karena tidak tahan atau tidak kuat menghadapi aneka tantangan, godaan dan pencobaan. Hendaknya kita tidak takut dan tidak gentar menghadapi aneka pencobaan. Hayati aneka pencobaan sebagai sarana atau wahana untuk mendewasakan iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengatasi aneka pencobaan dan dengan demikian kita semakin terampil mengatasi pencobaan, sehingga dapat membantu saudara-saudari kita yang sedang dicobai. Untuk mendukung panggilan ini hendaknya kita tidak melupakan kebiasaan 'mawas diri atau pemeriksaan batin' setiap hari. Ingat 'pemeriksaan batin' merupakan bagian dari doa harian, doa malam. Pemeriksaan batin tidak identik dengan melihat dosa dan kekurangan, melainkan merupakan cara untuk semakin mengenali kehendak Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (Mzm 105:1-4)
http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Sabtu, 08 Januari 2011

firman harian 8 januari 2011

"Ia harus makin besar tetapi aku makin kecil"
(1Yoh 5:14-21; Yoh 3:22-30)

"Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi  sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yoh 3:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

•       Rendah hati itulah keutamaan yang terutama dan dihayati oleh Yohanes Pembaptis. "Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain,ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Maka baiklah kami mengajak kita semua umat beriman untuk menghayati keutamaan rendah hati ini di dalam cara  hidup dan cara bertindak setiap hari dimanapun dan kapanpun. Dalam hidup bersama masa kini sering masih diwarnai pertengkaran atau saingan yang tidak sehat perihal siapa yang terbesar dalam kebersamaan. Sebagai umat katolik kami mengajak anda untuk mendukung sikap mental para gembala kita, para uskup, yang senantiasa menyatakan dan mengusahakan diri sebagai hamba yang hina dina serta menghayati fungsinya atau
 jabatannya sebagai pelayanan. Marilah kita hidup dan bertindak saling melayani, saling membahagiakan dan menyelamatkan. Kami berharap juga kepada para orangtua atau atasan atau generasi tua dapat menjadi teladan penghayatan rendah hati, antara lain dengan rendah hari berusaha untuk membahagiakan anak-anak, bawahan atau generasi muda. Berilah kesempatan dan kemungkinan kepada anak-anak, bawahan atau generasi muda untuk berfungsi seoptimal mungkin dalam kehidupan bersama.

•       "Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala." (1Yoh 5:21), demikian peringatan Yohanes. Berhala-berhala modern masa kini antara lain berupa harta benda/uang, pangkat, kedudukan/jabatan dan aneka bentuk kenikmatan dalam hal makan-minum, seks dst… Yang paling mencolok dan menghinggapi banyak orang hemat saya adalah 'uang': uang menjadi raja dalam aneka kehidupan bersama, sebagaimana sering kita dengar dalam pemecahan aneka masalah atau persoalan dengan istilah "UUD" (Ujung-ujungnya duwit/uang). Uang memang dapat menjadi jalan ke neraka atau ke sorga, dan kita semua dipanggil untuk memfungsikan uang sebagai jalan ke sorga. Untuk itu hendaknya memfungsikan uang sesuai dengan maksud pemberi ('intentio dantis'). Secara khusus kami serukan kepada mereka yang bertanggungjawab dalam hal keuangan organisasi, lembaga, paguyuban dst.. untuk tidak melakukan korupsi sedikitpun. Ingat sudah cukup banyak koruptor yang telah menyengsarakan
 banyak orang, menyita dan memboroskan waktu dan tenaga banyak orang tanpa perlu. Pertama-tama dan terutama kami mengajak dan mengingatkan para orangtua/bapak-ibu untuk menjadi teladan dalam pengelolaan atau pemfungsian uang yang benar dan baik bagi anak-anaknya. Hidup sederhana akan mendukung pengelolaan atau pemfungsian uang yang baik dan benar, maka jauhkan aneka bentuk hidup berfoya-foya atau pesta pora yang tidak perlu. Kami juga berharap kepada para pejabat pemerintahan di tingkat dan bidang apapun dapat menjadi teladan kesederhanaan dalam cara hidup dan cara bertindak. Hidup dan bertindak jujur, disiplin, teratur, sederhana dan tidak korupsi hemat saya merupakan salah satu  penghayatan kenabian atau kemartiran iman kita masa kini. Salah satu bentuk preventif kiranya dapat dilakukan atau diusahakan di sekolah-sekolah dengan diberlakukan 'dilarang menyontek baik dalam ulangan maupun ujian'.

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!" (Mzm 149:1-5)
http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Sabtu, 01 Januari 2011

firman harian 2 januari 2011

"Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur"
HR PENAMPAKAN TUHAN: Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a.5-6; Mat 2:1-12
Aneka macam peristiwa atau kejadian pada masa kini dengan cepat dapat tersebar ke segala penjuru dunia karena jasa aneka sarana komunikasi yang canggih, seperti internet, satelit, televisi, HP dst… Pada umumnya yang dengan mudah dan cepat tersebar adalah kejadian-kejadian yang tidak baik seperti kejahatan, musibah, bencana alam, perang dst.., sedangkan kejadian atau peristiwa yang baik kurang tersebar dengan cepat. Rasanya hanya mereka yang baik dan berbudi pekerti luhur peka akan aneka perisitiwa atau kejadian baik. Almasih, Penyelamat Dunia, kegembiraan besar telah datang ke dunia, namun mereka yang tinggal dekat dengan tempat kelahiran Penyelamat Dunia tidak tahu akan kedatanganNya, sementara lain 3 (tiga) orang majus atau raja dari jauh telah mendengarNya dan berusaha untuk datang bersembah-sujud kepadaNya, itulah Warta Gembira hari ini. Maka kami mengajak anda sekalian untuk bercermin pada tiga orang majus atau raja tersebut.

"Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur" (Mat 2:11)

Emas adalah lambang kekayaan, kemenyan lambang keimanan/ibadat, sedangkan mur adalah lambing kebesaran, pangkat atau kedudukan. Orang-orang majus atau tiga raja menghayati atau memfungsikan aneka kekayaan, bentuk peribadatan serta jabatan, pangkat atau kedudukan sebagai anugerah Tuhan, dan dengan demikian mereka senantiasa mendambakan atau merindukan kebersamaan dengan Tuhan setiap hari.  Maka mereka peka terhadap aneka gejala atau tanda yang ada di alam raya ini, sehingga pada suatu saat mereka melihat sebuah bintang khusus, yang menandakan bahwa Penyelamat Dunia, Almasih, telah datang/lahir di dunia ini. Mereka pun tergerak untuk mengikuti gerak bintang tersebut, yang menunjukkan tempat Almasih atau Penyelamat Dunia yang baru saja lahir berada. Baiklah bercermin dari pengalaman tiga orang majus atau raja tersebut, saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri sebagai berikut:

1). Sebagai orang beriman, secara khusus yang beriman kepada Yesus Kristus, kita dipanggil untuk menjadi 'bintang-bintang', yaitu penunjuk jalan bagi orang lain untuk bersembah-sujud kepada Tuhan atau semakin beriman. Cara hidup atau cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun hendaknya menjadi daya tarik atau daya pikat bagi orang lain untuk semakin beriman, bersembah sujud kepada Tuhan dengan memfungsikan aneka macam kekayaan yang dimiliki sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga mereka semakin dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya. Maka hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita sungguh baik dan berbudi pekerti luhur, tidak pernah mengecewakan atau mencelakakan orang lain. Hendaknya kita bagaikan 'orang gila' yang senantiasa menarik dan membuat orang lain senang serta tidak pernah menyakiti orang lain, tentu saja kegilaan kita karena Tuhan beserta kita dan dengan demikian kita senantiasa dalam keadaan gembira, ceria dan dinamis.

2). Kita dapat meneladan tiga orang majus atau raja tersebut, yaitu dengan segala upaya, rendah hati serta bantuan rahmat Tuhan senantiasa berusaha untuk menjadi peka terhadap Penyelenggaraan Ilahi/ Tuhan dalam hidup sehari-hari. Tuhan hadir dan berkarya terus menerus dalam seluruh ciptaan-ciptaanNya, antara lain menganugerahkan pertumbuhan dan perkembangan, daya rasa dan pikiran untuk mencinta, dst… Peka akan tanda-tanda zaman atau aneka perubahan dan perkembangan yang sedang terjadi, itulah panggilan kita semua. Untuk itu memang kita harus menjadi peka terhadap karya Tuhan dalam tubuh kita masing-masing, entah yang terkait dengan nafsu seksual yang dianugerahkan oleh Tuhan guna berpartisipasi dalam karya penciptaanNya atau gerak dan dorongan untuk berbicara dan bertindak. Hendaknya diikuti tanda-tanda atau gejala-gejala yang mengarah ke keselamatan jiwa serta menjauhkan diri dari aneka desakan dan dorongan untuk berbuat jahat atau hanya mencari keuntungan serta kenikmatan diri sendiri. Segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini marilah kita fungsikan sedemikian rupa, sehingga kita semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.

"Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, .. yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus"(Ef 3:2-3a.5-6)         

Kasih karunia Allah dianugerahkan kepada siapapun dan dimanapun, tanpa pandang bulu atau SARA, dan kasih karuniNya antara lain telah menjadi nyata dengan kelahiran Yesus, Penyelamat Dunia, yang datang untuk menyelamatkan dunia seisinya. Ia adalah Penyelamat Dunia, bukan Penyelamat orang-orang yang mengaku beragama Kristen atau Katolik saja, termasuk para tokoh atau pemuka-pemukanya. Maka dengan tegas para gembala Gereja Katolik yang berkumpul dalam Konsili Vatikan II, antara lain menyatakan bahwa "mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendakNya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal" (Vat II: LG no 16)  

Kami berharap kepada semua umat beragama, entah agamanya apa, untuk senantiasa dengan rendah hati mengusahakan dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati dengan semua umat beragama. Hendaknya dijauhkan aneka bentuk fanatik sempit, yang hanya membenarkan diri/agama sendiri serta menyalahkan orang/agama lain. Maka kami juga berharap agar pembangunan tempat-tempat beribadat maupun pelaksanaan beribadat dari agama apapun tidak dihambat atau diganggu. Memang aneh dan nyata: perizinan untuk membangun ruko atau losmen atau motel begitu mudah, termasuk acara hura-hura di tempat umum, dst.., sementara itu izin pembangunan tempat ibadat dipersulit atau dihambat, padahal dalam kenyataan cukup banyak ruko atau motel akhirnya menjadi tempat maksiat, yaitu untuk pelacuran atau panti pijat.

Kita semua adalah ahli waris janji Allah untuk hidup mulia, bahagia dan damai sejahtera saat ini sampai selama-lamanya. Maka sebagai sesama ahli waris marilah kita tidak saling gontok-gontokan atau iri hati, mengingat dan memperhatikan aneka perbedaan yang ada antara lain. Jutaan atau milyard-an manusia di bumi ini tidak ada yang sama atau identik, saling berbeda satu sama lain; laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain tetapi saling tertarik untuk mendekat, bersahabat dan bersatu menjadi satu. Maka hendaknya aneka macam bentuk perbedaan antara kita dijadikan daya tarik atau daya pikat untuk saling mengenal, mendekat dan bersahabat atau bersaudara serta saling mengasihi. Hendaknya menyikapi aneka bentuk sapaan, sentuhan, kritik, saran, ejekan, pujian dst,..dari orang lain dihayati sebagai kasih.

"Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin" (Mzm 72:10-13)     .

Jakarta, 2 Januari 2011
http://renunganimankatolik.blogspot.com/