"Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur"
HR PENAMPAKAN TUHAN: Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a.5-6; Mat 2:1-12
Aneka
macam peristiwa atau kejadian pada masa kini dengan cepat dapat
tersebar ke segala penjuru dunia karena jasa aneka sarana komunikasi
yang canggih, seperti internet, satelit, televisi, HP dst… Pada umumnya
yang dengan mudah dan cepat tersebar adalah kejadian-kejadian yang tidak
baik seperti kejahatan, musibah, bencana alam, perang dst.., sedangkan
kejadian atau peristiwa yang baik kurang tersebar dengan cepat. Rasanya
hanya mereka yang baik dan berbudi pekerti luhur peka akan aneka
perisitiwa atau kejadian baik. Almasih, Penyelamat Dunia, kegembiraan
besar telah datang ke dunia, namun mereka yang tinggal dekat dengan
tempat kelahiran Penyelamat Dunia tidak tahu akan kedatanganNya,
sementara lain 3 (tiga) orang majus atau raja dari jauh telah
mendengarNya dan berusaha untuk datang bersembah-sujud kepadaNya, itulah
Warta Gembira hari ini. Maka kami mengajak anda sekalian untuk
bercermin pada tiga orang majus atau raja tersebut.
"Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur" (Mat 2:11)
Emas
adalah lambang kekayaan, kemenyan lambang keimanan/ibadat, sedangkan
mur adalah lambing kebesaran, pangkat atau kedudukan. Orang-orang majus
atau tiga raja menghayati atau memfungsikan aneka kekayaan, bentuk
peribadatan serta jabatan, pangkat atau kedudukan sebagai anugerah
Tuhan, dan dengan demikian mereka senantiasa mendambakan atau merindukan
kebersamaan dengan Tuhan setiap hari. Maka mereka peka
terhadap aneka gejala atau tanda yang ada di alam raya ini, sehingga
pada suatu saat mereka melihat sebuah bintang khusus, yang menandakan
bahwa Penyelamat Dunia, Almasih, telah datang/lahir di dunia ini. Mereka
pun tergerak untuk mengikuti gerak bintang tersebut, yang menunjukkan
tempat Almasih atau Penyelamat Dunia yang baru saja lahir berada.
Baiklah bercermin dari pengalaman tiga orang majus atau raja tersebut,
saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri sebagai berikut:
1).
Sebagai orang beriman, secara khusus yang beriman kepada Yesus Kristus,
kita dipanggil untuk menjadi 'bintang-bintang', yaitu penunjuk jalan
bagi orang lain untuk bersembah-sujud kepada Tuhan atau semakin beriman.
Cara hidup atau cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun hendaknya
menjadi daya tarik atau daya pikat bagi orang lain untuk semakin
beriman, bersembah sujud kepada Tuhan dengan memfungsikan aneka macam
kekayaan yang dimiliki sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga mereka
semakin dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya. Maka hendaknya cara hidup
dan cara bertindak kita sungguh baik dan berbudi pekerti luhur, tidak
pernah mengecewakan atau mencelakakan orang lain. Hendaknya kita
bagaikan 'orang gila' yang senantiasa menarik dan membuat orang lain
senang serta tidak pernah menyakiti orang lain, tentu saja kegilaan kita
karena Tuhan beserta kita dan dengan demikian kita senantiasa dalam
keadaan gembira, ceria dan dinamis.
2).
Kita dapat meneladan tiga orang majus atau raja tersebut, yaitu dengan
segala upaya, rendah hati serta bantuan rahmat Tuhan senantiasa berusaha
untuk menjadi peka terhadap Penyelenggaraan Ilahi/ Tuhan dalam hidup
sehari-hari. Tuhan hadir dan berkarya terus menerus dalam seluruh
ciptaan-ciptaanNya, antara lain menganugerahkan pertumbuhan dan
perkembangan, daya rasa dan pikiran untuk mencinta, dst… Peka akan
tanda-tanda zaman atau aneka perubahan dan perkembangan yang sedang
terjadi, itulah panggilan kita semua. Untuk itu memang kita harus
menjadi peka terhadap karya Tuhan dalam tubuh kita masing-masing, entah
yang terkait dengan nafsu seksual yang dianugerahkan oleh Tuhan guna
berpartisipasi dalam karya penciptaanNya atau gerak dan dorongan untuk
berbicara dan bertindak. Hendaknya diikuti tanda-tanda atau
gejala-gejala yang mengarah ke keselamatan jiwa serta menjauhkan diri
dari aneka desakan dan dorongan untuk berbuat jahat atau hanya mencari
keuntungan serta kenikmatan diri sendiri. Segala sesuatu yang kita
miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini marilah kita fungsikan
sedemikian rupa, sehingga kita semakin beriman, semakin mempersembahkan
diri seutuhnya kepada Tuhan.
"Memang
kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah,
yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya
dinyatakan kepadaku dengan wahyu, .. yang pada zaman angkatan-angkatan
dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang
dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus,
yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut
menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam
janji yang diberikan dalam Kristus Yesus"(Ef 3:2-3a.5-6)
Kasih
karunia Allah dianugerahkan kepada siapapun dan dimanapun, tanpa
pandang bulu atau SARA, dan kasih karuniNya antara lain telah menjadi
nyata dengan kelahiran Yesus, Penyelamat Dunia, yang datang untuk
menyelamatkan dunia seisinya. Ia adalah Penyelamat Dunia, bukan
Penyelamat orang-orang yang mengaku beragama Kristen atau Katolik saja,
termasuk para tokoh atau pemuka-pemukanya. Maka dengan tegas para
gembala Gereja Katolik yang berkumpul dalam Konsili Vatikan II, antara
lain menyatakan bahwa "mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal
Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah,
dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendakNya yang mereka
kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh
keselamatan kekal" (Vat II: LG no 16)
Kami
berharap kepada semua umat beragama, entah agamanya apa, untuk
senantiasa dengan rendah hati mengusahakan dan memperdalam persaudaraan
atau persahabatan sejati dengan semua umat beragama. Hendaknya dijauhkan
aneka bentuk fanatik sempit, yang hanya membenarkan diri/agama sendiri
serta menyalahkan orang/agama lain. Maka kami juga berharap agar
pembangunan tempat-tempat beribadat maupun pelaksanaan beribadat dari
agama apapun tidak dihambat atau diganggu. Memang aneh dan nyata:
perizinan untuk membangun ruko atau losmen atau motel begitu mudah,
termasuk acara hura-hura di tempat umum, dst.., sementara itu izin
pembangunan tempat ibadat dipersulit atau dihambat, padahal dalam
kenyataan cukup banyak ruko atau motel akhirnya menjadi tempat maksiat,
yaitu untuk pelacuran atau panti pijat.
Kita
semua adalah ahli waris janji Allah untuk hidup mulia, bahagia dan
damai sejahtera saat ini sampai selama-lamanya. Maka sebagai sesama ahli
waris marilah kita tidak saling gontok-gontokan atau iri hati,
mengingat dan memperhatikan aneka perbedaan yang ada antara lain. Jutaan
atau milyard-an manusia di bumi ini tidak ada yang sama atau identik,
saling berbeda satu sama lain; laki-laki dan perempuan berbeda satu sama
lain tetapi saling tertarik untuk mendekat, bersahabat dan bersatu
menjadi satu. Maka hendaknya aneka macam bentuk perbedaan antara kita
dijadikan daya tarik atau daya pikat untuk saling mengenal, mendekat dan
bersahabat atau bersaudara serta saling mengasihi. Hendaknya menyikapi
aneka bentuk sapaan, sentuhan, kritik, saran, ejekan, pujian dst,..dari
orang lain dihayati sebagai kasih.
"Kiranya
raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan;
kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua
raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya!
Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang
yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang
kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang
miskin" (Mzm 72:10-13) .
Jakarta, 2 Januari 2011
http://renunganimankatolik.blogspot.com/