Jumat, 14 Januari 2011

firman harian 15 januari 2011

"Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa."
(Ibr 4:12-14; Mrk 2:13-17)

"Sesudah itu Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka. Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya: "Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."(Mrk 2:13-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Penyelamat Dunia datang untuk menyelamatkan seluruh dunia seisinya, maka jika ada bagian dunia yang tidak selamat, dan tentu saja pertama-tama dan terutama adalah manusia, Ia segera menyelamatkannya. Dalam kisah hari ini Ia menyelamatkan Lewi, pemungut cukai, yang dinilai sebagai pendosa di masyarakat. Memang sampai kini pun, seperti di Indonesia, para pegawai pajak/cukai pada umumnya terjerat oleh dosa secara struktural, ramai-ramai melakukan korupsi dengan memanipulasi pungutan pajak. Dengan kata lain mereka yang nampak sebagai orang baik-baik itu adalah pendosa, maka baiklah kita juga menyadari dan menghayati diri sebagai pendosa, yang dipanggil Tuhan untuk bertobat dan berpartisipasi dalam karya penyelamatanNya antara lain 'memanggil orang berdosa' untuk bertobat. Maka selain menghayati diri sebagai pendosa, hendaknya dengan rendah hati dan bantuan rahmat Tuhan kita juga berusaha berparitipasi dalam karya penyelematanNya, yaitu memperbaiki apa yang tidak baik, membereskan apa yang tidak beres, dst…, dengan kata lain dimana ada bagian kehidupan kita yang tidak baik dan selamat, segera kita perbaiki atau selamatkan. Marilah kita perhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan dalam lingkungan hidup kita, entah secara phisik, spiritual, sosial maupun intelektual. Kepada mereka yang sering berteriak-teriak atau memerintahkan orang lain untuk berobat, hendaknya juga menyadari dan menghayati diri sebagai yang butuh obat juga, apalagi kalau yang kita perintahkan adalah mereka yang sakit hati atau sakit jiwa. Maklum penyebab utama sakit jiwa atau sakit hati adalah lingkungan hidup yang tidak sehat, alias manusia-manusia yang merasa sehat padahal sedang menderita sakit, entah sakit hati atau sakit jiwa.

·   "Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita."(Ibr 4:12). Apa yang kita dengarkan sejak kita berada di dalam rahim ibu sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian kita masing-masing. Jika kita jujur mawas diri kiranya masing-masing, maka kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara atau berkata-kata. Memang apa yang kita dengarkan sering membingungkan kita: mana yang baik dan benar, mana yang jelek dan salah. Maka untuk menguji kebenaran atas apa yang kita dengarkan hendaknya ditatapkan pada Firman atau Sabda Allah, yang antara lain tertulis di dalam Kitab Suci. Seluruh ajaran yang tertulis di dalam Kitab Suci hemat saya dapat dipadatkan dan ajaran atau perintah untuk saling mengasihi satu sama lain dalam hidup sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Dengan kata lain baiklah kita uji apa yang kita dengarkan dengan cintakasih: apakah setelah mendengarkan kita tergerak untuk mengasihi atau membenci. Memang membenci atau mengasihi juga sangat tergantung  dari pertimbangan dan pikiran hati kita masing-masing. Hemat saya mayoritas apa yang kita dengarkan mengajak kita untuk hidup mengasihi, maka ketika setelah mendengarkan kita tergerak untuk membenci berarti pikiran hati kita yang tidak baik. Baiklah kita mawas diri dengan jujur dan rendah hati, apakah kita berpikiran tidak baik. Kutipan di atas ini mengingatkan kita semua bahwa Firman atau Sabda Allah sungguh mendidik dan membina kita semua, agar kita selamat dan damai sejahtera. Kami berharap apa yang saya kutipkan dan refleksikan secara sederhana dari Kitab Suci setiap hari berguna bagi kita semua.

"Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah TUHAN itu tepat, menyukakan hati; perintah TUHAN itu murni, membuat mata bercahaya. Takut akan TUHAN itu suci, tetap ada untuk selamanya; hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya "(Mzm 19:8-10)

Jakarta, 15 Januari 2011
 http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Kamis, 13 Januari 2011

firman harian 14 januari 2011

"Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu?"
(Ibr 4:1-5.11; Mrk 2:1-12)

"Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar, bahwa Ia ada di rumah. Maka datanglah orang-orang berkerumun sehingga tidak ada lagi tempat, bahkan di muka pintu pun tidak. Sementara Ia memberitakan firman kepada mereka, ada orang-orang datang membawa kepada-Nya seorang lumpuh, digotong oleh empat orang. Tetapi mereka tidak dapat membawanya kepada-Nya karena orang banyak itu, lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan orang itu pun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat." (Mrk 2:1-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Kehadiran dan karya Yesus, Penyelamat Dunia, Allah yang menjadi Manusia, membuat iri para ahli Taurat. Sang Penyelamat Dunia menyembuhkan orang sakit dengan kasih pengampunanNya, dan memang sehat atau sakit erat kaitannya dengan dosa. Melihat Yesus mengampuni dosa orang, ahli Taurat menuduhNya menghujat Allah alias berpikiran jahat dalam hatinya. Memang pengampunan dosa hanya dianugerahkan oleh Allah, namun kiranya sebagai orang beriman kita dipanggil untuk untuk hidup saling mengampuni, sebagai pekerjasama A.llah. Dalam hidup sehari-hari kita sering menghadapi aneka ketidak-jelasan sehingga dengan mudah kita berpikiran jahat terhadap mereka yang menimbulkan ketidak-jelasan tersebut. Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita adalah manusia yang lemah dan rapuh, yang dengan mudah berbuat hal yang melanggar cintakasih dan mengalami aneka keterbatasan. Sekiranya kita menghadapi ketidak-jelasan atau kesalah-fahaman hendaknya dengan kasih pengampunan dan pikiran positif kita menanggapinya; dengan kata lain marilah kita hayati semangat belajar terus menerus (ingat pelajar pada umumnya tidak akan berpikiran jahat terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan oleh guru), yang senantiasa terbuka terhadap aneka macam kemungkinan dan kesempatan untuk tumbuh-berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

·   "Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorang pun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan itu juga."(Ibr 4:11). Yang dimaksudkan dengan 'perhentian' adalah hidup mulia dan bahagia selama-lamanya bersama Tuhan di sorga, atau sukses dalam hidup dan karya sesuai dengan kehendak Sang Pencipta. Perjalanan menuju ke 'perhentian' bagi kita masih panjang, atau tergantung penyelenggaraan Ilahi. Maka agar kita sampai ke 'perhentian' dengan selamat dan bahagia, marilah kita taati aneka tatanan dan tata tertib yang terkait dengan hidup dan karya kita masing-masing selama di perjalanan. Ada aneka tatanan atau tata tertib yang terkait dengan hidup dan karya kita, maka hendaknya kita fahami dengan baik serta kita hayati atau laksanakan dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. "Taat" merupakan salah satu keutamaan yang mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebar-luaskan dalam hidup dan kerja bersama pada saat ini, mengingat dan memperhatikan cukup banyak orang kurang atau tidak taat. Keutamaan ketaatan hendaknya sedini mungkin dididikkan dan dibiasakan bagi anak-anak di dalam keluarga dan tentu saja dengan teladan konrket dari orangtua/bapak-ibu. Anak-anak akan taat kepada orangtua atau bapak-ibu jika mereka sungguh merasa dikasihi oleh bapak-ibu, antara lain perwujudan kasih tersebut adalah pemborosan waktu dan tenaga bagi anak-anak. Dengan kata lain ketaatan atau kesetiaan bapak-ibu akan janji untuk saling mengasihi  baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati, hendaknya diusahakan bersama-sama. Hayati kasih tersebut antar anda berdua, dan kemudian kasih anda berdua terhadap anak-anak yang dianugerahkan Allah kepada anda. Ingat anak ada atau diadakan dengan pemborosan waktu dan tenaga anda, maka dengan pemborosan waktu dan tenaga anda juga anak akan tumbuh berkembang dengan baik, antara lain taat pada anda berdua.

"Yang telah kami dengar dan kami ketahui, dan yang diceritakan kepada kami oleh nenek moyang kami, kami akan ceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN dan kekuatan-Nya dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah dilakukan-Nya."(Mzm 78:3-4)
Jakarta, 14 Januari 2011  
http://renunganimankatolik.blogspot.com/      . 

Selasa, 11 Januari 2011

HUT KTM

teman2 yang tercinta Komunitas Tritunggal Maha Kudus
Wilayah 4,,,,

akan ada HUT KTM,,
yang di adakan tgl 22 januari 2011,,jam 5 sore sampai 9 malam,,
diiiii Mall Taman Anggrek,,

hayo hayo sapa yang bisa ikut,,
segera daftar.. hohohohohoho
 n yang membawa kendaraan,,
diharapkan konfirmasi,, lebih duluan untuk,,
transportasi yang bisa,, ikud,, tp gx ada transportasi,,

terimakasihhh

Tuhan Yesus Berkati,,
hohohohohohoohohohoho^^







FIRMAN HARIAN tgl 12-1-2011

"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan"
(Ibr 2:14-18; Mrk 1:29-39)

"Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan" (Mrk 1:29-39), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Yesus, Penyelamat Dunia, juga berfungsi sebagai dokter atau tabib,"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam pernyakit dan mengusir banyak setan". Dengan sukses Ia menyembuhkan aneka macam penyakit, sehingga ada kekhawatiran salah faham terjadi di antara mereka yang telah disembuhkan, yaitu mereka akan memandang Yesus sebagai 'tabid/dokter yang luar biasa' dan tidak sampai mengimani bahwa Yesus adalah Penyelamat Dunia, harus menyelamatkan dunia seisinya. Maka Ia menyempatkan Diri untuk berdoa sendirian, agar Ia tidak terjebak pada dambaan umat yang keliru tersebut. Sebagai orang yang percaya kepadaNya kita dipanggil untuk meneladanNya, maka marilah kita lihat, perhatikan dan sembuhkan saudara-saudari kita yang sedang menderita sakit, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Hendaknya kita hidup dan bertindak berdasarkan iman, bukan hanya pada kepandaian, keterampilan atau kekuatan saja. Tujuan utama usaha penyembuhan adalah agar mereka yang telah disembuhkan semakin beriman atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, maka hendaknya kita juga tidak melupakan doa pribadi, berdoa sendirian seperti dilakukan oleh Yesus.

·   "Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai." (Ibr 2:17-18), demikian kesaksian iman penulis Kitab Ibrani. 'Menjadi sama dengan saudara-saudariNya", inilah kiranya yang baik menjadi permenungan atau refleksi kita. Dengan kata lain kita semua dipanggil untuk rendah hati dalam cara hidup dan bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh di dalam kehidupan bersama dapat menjadi teladan penghayatan rendah hati dalam hidup sehari-hari. Untuk itu kita memang harus siap sedia dan rela untuk menderita karena pencobaan. Hidup dan bertindak dengan rendah hati pada masa kini memang sarat dengan aneka tantangan, godaan dan pencobaan. Banyak orang jatuh ke kesombongan atau penyakit (sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh) karena tidak tahan atau tidak kuat menghadapi aneka tantangan, godaan dan pencobaan. Hendaknya kita tidak takut dan tidak gentar menghadapi aneka pencobaan. Hayati aneka pencobaan sebagai sarana atau wahana untuk mendewasakan iman kepercayaan kita kepada Tuhan. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu mengatasi aneka pencobaan dan dengan demikian kita semakin terampil mengatasi pencobaan, sehingga dapat membantu saudara-saudari kita yang sedang dicobai. Untuk mendukung panggilan ini hendaknya kita tidak melupakan kebiasaan 'mawas diri atau pemeriksaan batin' setiap hari. Ingat 'pemeriksaan batin' merupakan bagian dari doa harian, doa malam. Pemeriksaan batin tidak identik dengan melihat dosa dan kekurangan, melainkan merupakan cara untuk semakin mengenali kehendak Tuhan dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.

"Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (Mzm 105:1-4)
http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Sabtu, 08 Januari 2011

firman harian 8 januari 2011

"Ia harus makin besar tetapi aku makin kecil"
(1Yoh 5:14-21; Yoh 3:22-30)

"Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi  sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil" (Yoh 3:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

•       Rendah hati itulah keutamaan yang terutama dan dihayati oleh Yohanes Pembaptis. "Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain,ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Maka baiklah kami mengajak kita semua umat beriman untuk menghayati keutamaan rendah hati ini di dalam cara  hidup dan cara bertindak setiap hari dimanapun dan kapanpun. Dalam hidup bersama masa kini sering masih diwarnai pertengkaran atau saingan yang tidak sehat perihal siapa yang terbesar dalam kebersamaan. Sebagai umat katolik kami mengajak anda untuk mendukung sikap mental para gembala kita, para uskup, yang senantiasa menyatakan dan mengusahakan diri sebagai hamba yang hina dina serta menghayati fungsinya atau
 jabatannya sebagai pelayanan. Marilah kita hidup dan bertindak saling melayani, saling membahagiakan dan menyelamatkan. Kami berharap juga kepada para orangtua atau atasan atau generasi tua dapat menjadi teladan penghayatan rendah hati, antara lain dengan rendah hari berusaha untuk membahagiakan anak-anak, bawahan atau generasi muda. Berilah kesempatan dan kemungkinan kepada anak-anak, bawahan atau generasi muda untuk berfungsi seoptimal mungkin dalam kehidupan bersama.

•       "Anak-anakku, waspadalah terhadap segala berhala." (1Yoh 5:21), demikian peringatan Yohanes. Berhala-berhala modern masa kini antara lain berupa harta benda/uang, pangkat, kedudukan/jabatan dan aneka bentuk kenikmatan dalam hal makan-minum, seks dst… Yang paling mencolok dan menghinggapi banyak orang hemat saya adalah 'uang': uang menjadi raja dalam aneka kehidupan bersama, sebagaimana sering kita dengar dalam pemecahan aneka masalah atau persoalan dengan istilah "UUD" (Ujung-ujungnya duwit/uang). Uang memang dapat menjadi jalan ke neraka atau ke sorga, dan kita semua dipanggil untuk memfungsikan uang sebagai jalan ke sorga. Untuk itu hendaknya memfungsikan uang sesuai dengan maksud pemberi ('intentio dantis'). Secara khusus kami serukan kepada mereka yang bertanggungjawab dalam hal keuangan organisasi, lembaga, paguyuban dst.. untuk tidak melakukan korupsi sedikitpun. Ingat sudah cukup banyak koruptor yang telah menyengsarakan
 banyak orang, menyita dan memboroskan waktu dan tenaga banyak orang tanpa perlu. Pertama-tama dan terutama kami mengajak dan mengingatkan para orangtua/bapak-ibu untuk menjadi teladan dalam pengelolaan atau pemfungsian uang yang benar dan baik bagi anak-anaknya. Hidup sederhana akan mendukung pengelolaan atau pemfungsian uang yang baik dan benar, maka jauhkan aneka bentuk hidup berfoya-foya atau pesta pora yang tidak perlu. Kami juga berharap kepada para pejabat pemerintahan di tingkat dan bidang apapun dapat menjadi teladan kesederhanaan dalam cara hidup dan cara bertindak. Hidup dan bertindak jujur, disiplin, teratur, sederhana dan tidak korupsi hemat saya merupakan salah satu  penghayatan kenabian atau kemartiran iman kita masa kini. Salah satu bentuk preventif kiranya dapat dilakukan atau diusahakan di sekolah-sekolah dengan diberlakukan 'dilarang menyontek baik dalam ulangan maupun ujian'.

"Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh. Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka! Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi! Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!" (Mzm 149:1-5)
http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Sabtu, 01 Januari 2011

firman harian 2 januari 2011

"Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur"
HR PENAMPAKAN TUHAN: Yes 60:1-6; Ef 3:2-3a.5-6; Mat 2:1-12
Aneka macam peristiwa atau kejadian pada masa kini dengan cepat dapat tersebar ke segala penjuru dunia karena jasa aneka sarana komunikasi yang canggih, seperti internet, satelit, televisi, HP dst… Pada umumnya yang dengan mudah dan cepat tersebar adalah kejadian-kejadian yang tidak baik seperti kejahatan, musibah, bencana alam, perang dst.., sedangkan kejadian atau peristiwa yang baik kurang tersebar dengan cepat. Rasanya hanya mereka yang baik dan berbudi pekerti luhur peka akan aneka perisitiwa atau kejadian baik. Almasih, Penyelamat Dunia, kegembiraan besar telah datang ke dunia, namun mereka yang tinggal dekat dengan tempat kelahiran Penyelamat Dunia tidak tahu akan kedatanganNya, sementara lain 3 (tiga) orang majus atau raja dari jauh telah mendengarNya dan berusaha untuk datang bersembah-sujud kepadaNya, itulah Warta Gembira hari ini. Maka kami mengajak anda sekalian untuk bercermin pada tiga orang majus atau raja tersebut.

"Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur" (Mat 2:11)

Emas adalah lambang kekayaan, kemenyan lambang keimanan/ibadat, sedangkan mur adalah lambing kebesaran, pangkat atau kedudukan. Orang-orang majus atau tiga raja menghayati atau memfungsikan aneka kekayaan, bentuk peribadatan serta jabatan, pangkat atau kedudukan sebagai anugerah Tuhan, dan dengan demikian mereka senantiasa mendambakan atau merindukan kebersamaan dengan Tuhan setiap hari.  Maka mereka peka terhadap aneka gejala atau tanda yang ada di alam raya ini, sehingga pada suatu saat mereka melihat sebuah bintang khusus, yang menandakan bahwa Penyelamat Dunia, Almasih, telah datang/lahir di dunia ini. Mereka pun tergerak untuk mengikuti gerak bintang tersebut, yang menunjukkan tempat Almasih atau Penyelamat Dunia yang baru saja lahir berada. Baiklah bercermin dari pengalaman tiga orang majus atau raja tersebut, saya mengajak anda sekalian untuk mawas diri sebagai berikut:

1). Sebagai orang beriman, secara khusus yang beriman kepada Yesus Kristus, kita dipanggil untuk menjadi 'bintang-bintang', yaitu penunjuk jalan bagi orang lain untuk bersembah-sujud kepada Tuhan atau semakin beriman. Cara hidup atau cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun hendaknya menjadi daya tarik atau daya pikat bagi orang lain untuk semakin beriman, bersembah sujud kepada Tuhan dengan memfungsikan aneka macam kekayaan yang dimiliki sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga mereka semakin dikasihi oleh Tuhan maupun sesamanya. Maka hendaknya cara hidup dan cara bertindak kita sungguh baik dan berbudi pekerti luhur, tidak pernah mengecewakan atau mencelakakan orang lain. Hendaknya kita bagaikan 'orang gila' yang senantiasa menarik dan membuat orang lain senang serta tidak pernah menyakiti orang lain, tentu saja kegilaan kita karena Tuhan beserta kita dan dengan demikian kita senantiasa dalam keadaan gembira, ceria dan dinamis.

2). Kita dapat meneladan tiga orang majus atau raja tersebut, yaitu dengan segala upaya, rendah hati serta bantuan rahmat Tuhan senantiasa berusaha untuk menjadi peka terhadap Penyelenggaraan Ilahi/ Tuhan dalam hidup sehari-hari. Tuhan hadir dan berkarya terus menerus dalam seluruh ciptaan-ciptaanNya, antara lain menganugerahkan pertumbuhan dan perkembangan, daya rasa dan pikiran untuk mencinta, dst… Peka akan tanda-tanda zaman atau aneka perubahan dan perkembangan yang sedang terjadi, itulah panggilan kita semua. Untuk itu memang kita harus menjadi peka terhadap karya Tuhan dalam tubuh kita masing-masing, entah yang terkait dengan nafsu seksual yang dianugerahkan oleh Tuhan guna berpartisipasi dalam karya penciptaanNya atau gerak dan dorongan untuk berbicara dan bertindak. Hendaknya diikuti tanda-tanda atau gejala-gejala yang mengarah ke keselamatan jiwa serta menjauhkan diri dari aneka desakan dan dorongan untuk berbuat jahat atau hanya mencari keuntungan serta kenikmatan diri sendiri. Segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini marilah kita fungsikan sedemikian rupa, sehingga kita semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan.

"Memang kamu telah mendengar tentang tugas penyelenggaraan kasih karunia Allah, yang dipercayakan kepadaku karena kamu, yaitu bagaimana rahasianya dinyatakan kepadaku dengan wahyu, .. yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus"(Ef 3:2-3a.5-6)         

Kasih karunia Allah dianugerahkan kepada siapapun dan dimanapun, tanpa pandang bulu atau SARA, dan kasih karuniNya antara lain telah menjadi nyata dengan kelahiran Yesus, Penyelamat Dunia, yang datang untuk menyelamatkan dunia seisinya. Ia adalah Penyelamat Dunia, bukan Penyelamat orang-orang yang mengaku beragama Kristen atau Katolik saja, termasuk para tokoh atau pemuka-pemukanya. Maka dengan tegas para gembala Gereja Katolik yang berkumpul dalam Konsili Vatikan II, antara lain menyatakan bahwa "mereka yang tanpa bersalah tidak mengenal Injil Kristus serta Gereja-Nya, tetapi dengan hati tulus mencari Allah, dan berkat pengaruh rahmat berusaha melaksanakan kehendakNya yang mereka kenal melalui suara hati dengan perbuatan nyata, dapat memperoleh keselamatan kekal" (Vat II: LG no 16)  

Kami berharap kepada semua umat beragama, entah agamanya apa, untuk senantiasa dengan rendah hati mengusahakan dan memperdalam persaudaraan atau persahabatan sejati dengan semua umat beragama. Hendaknya dijauhkan aneka bentuk fanatik sempit, yang hanya membenarkan diri/agama sendiri serta menyalahkan orang/agama lain. Maka kami juga berharap agar pembangunan tempat-tempat beribadat maupun pelaksanaan beribadat dari agama apapun tidak dihambat atau diganggu. Memang aneh dan nyata: perizinan untuk membangun ruko atau losmen atau motel begitu mudah, termasuk acara hura-hura di tempat umum, dst.., sementara itu izin pembangunan tempat ibadat dipersulit atau dihambat, padahal dalam kenyataan cukup banyak ruko atau motel akhirnya menjadi tempat maksiat, yaitu untuk pelacuran atau panti pijat.

Kita semua adalah ahli waris janji Allah untuk hidup mulia, bahagia dan damai sejahtera saat ini sampai selama-lamanya. Maka sebagai sesama ahli waris marilah kita tidak saling gontok-gontokan atau iri hati, mengingat dan memperhatikan aneka perbedaan yang ada antara lain. Jutaan atau milyard-an manusia di bumi ini tidak ada yang sama atau identik, saling berbeda satu sama lain; laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lain tetapi saling tertarik untuk mendekat, bersahabat dan bersatu menjadi satu. Maka hendaknya aneka macam bentuk perbedaan antara kita dijadikan daya tarik atau daya pikat untuk saling mengenal, mendekat dan bersahabat atau bersaudara serta saling mengasihi. Hendaknya menyikapi aneka bentuk sapaan, sentuhan, kritik, saran, ejekan, pujian dst,..dari orang lain dihayati sebagai kasih.

"Kiranya raja-raja dari Tarsis dan pulau-pulau membawa persembahan-persembahan; kiranya raja-raja dari Syeba dan Seba menyampaikan upeti! Kiranya semua raja sujud menyembah kepadanya, dan segala bangsa menjadi hambanya! Sebab ia akan melepaskan orang miskin yang berteriak minta tolong, orang yang tertindas, dan orang yang tidak punya penolong; ia akan sayang kepada orang lemah dan orang miskin, ia akan menyelamatkan nyawa orang miskin" (Mzm 72:10-13)     .

Jakarta, 2 Januari 2011
http://renunganimankatolik.blogspot.com/