"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan"
(Ibr 2:14-18; Mrk 1:29-39)
"Sekeluarnya
dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah
Simon dan Andreas.Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka
segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus. Ia pergi ke tempat
perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu
lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka. Menjelang
malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang
yang menderita sakit dan yang kerasukan setan. Maka berkerumunlah
seluruh penduduk kota itu di depan pintu. Ia menyembuhkan banyak orang
yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia
tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal
Dia. Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke
luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. Tetapi Simon dan
kawan-kawannya menyusul Dia; waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua
orang mencari Engkau." Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain,
ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan
Injil, karena untuk itu Aku telah datang." Lalu pergilah Ia ke seluruh
Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan
mengusir setan-setan" (Mrk 1:29-39), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Yesus, Penyelamat Dunia, juga berfungsi sebagai dokter atau tabib,"Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam pernyakit dan mengusir banyak setan". Dengan
sukses Ia menyembuhkan aneka macam penyakit, sehingga ada kekhawatiran
salah faham terjadi di antara mereka yang telah disembuhkan, yaitu
mereka akan memandang Yesus sebagai 'tabid/dokter yang luar biasa' dan
tidak sampai mengimani bahwa Yesus adalah Penyelamat Dunia, harus
menyelamatkan dunia seisinya. Maka Ia menyempatkan Diri untuk berdoa
sendirian, agar Ia tidak terjebak pada dambaan umat yang keliru
tersebut. Sebagai orang yang percaya kepadaNya kita dipanggil untuk
meneladanNya, maka marilah kita lihat, perhatikan dan sembuhkan
saudara-saudari kita yang sedang menderita sakit, entah sakit hati,
sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Hendaknya kita hidup dan
bertindak berdasarkan iman, bukan hanya pada kepandaian, keterampilan
atau kekuatan saja. Tujuan utama usaha penyembuhan adalah agar mereka
yang telah disembuhkan semakin beriman atau mempersembahkan diri
seutuhnya kepada Tuhan, maka hendaknya kita juga tidak melupakan doa
pribadi, berdoa sendirian seperti dilakukan oleh Yesus.
· "Itulah
sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan
saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas
kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh
bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan,
maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai."
(Ibr 2:17-18), demikian kesaksian iman penulis Kitab Ibrani. 'Menjadi
sama dengan saudara-saudariNya", inilah kiranya yang baik menjadi
permenungan atau refleksi kita. Dengan kata lain kita semua dipanggil
untuk rendah hati dalam cara hidup dan bertindak kita dimanapun dan
kapanpun. Kami berharap kepada mereka yang berpengaruh di dalam
kehidupan bersama dapat menjadi teladan penghayatan rendah hati dalam
hidup sehari-hari. Untuk itu kita memang harus siap sedia dan rela untuk
menderita karena pencobaan. Hidup dan bertindak dengan rendah hati pada
masa kini memang sarat dengan aneka tantangan, godaan dan pencobaan.
Banyak orang jatuh ke kesombongan atau penyakit (sakit hati, sakit jiwa,
sakit akal budi atau sakit tubuh) karena tidak tahan atau tidak kuat
menghadapi aneka tantangan, godaan dan pencobaan. Hendaknya kita tidak
takut dan tidak gentar menghadapi aneka pencobaan. Hayati aneka
pencobaan sebagai sarana atau wahana untuk mendewasakan iman kepercayaan
kita kepada Tuhan. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita akan mampu
mengatasi aneka pencobaan dan dengan demikian kita semakin terampil
mengatasi pencobaan, sehingga dapat membantu saudara-saudari kita yang
sedang dicobai. Untuk mendukung panggilan ini hendaknya kita tidak
melupakan kebiasaan 'mawas diri atau pemeriksaan batin' setiap hari.
Ingat 'pemeriksaan batin' merupakan bagian dari doa harian, doa malam.
Pemeriksaan batin tidak identik dengan melihat dosa dan kekurangan,
melainkan merupakan cara untuk semakin mengenali kehendak Tuhan dalam
diri kita yang lemah dan rapuh ini.
"Bersyukurlah
kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di
antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya,
percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam
nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!
Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!" (Mzm 105:1-4)
http://renunganimankatolik.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.