Selasa, 30 November 2010

PIKNIK2-an

Temen2 YTC KTM,,,
mariii kita piknik2-an yukk
untuk menambah keakraban kita di luar sel,,,
kita piknik di taman kota tgl 4 des jam 15.30,,
dan jangan lupa bawa makanan (bekal) masing2,,tp dilebihin sedikit ya,, u/ teman2 yang lain yang gx bisa bawa,,and  yang pastinya,, buatan sendiri yooo,,masakannya,,,itung2,,sedikit pamer kebolehan memasak,,

hohohohhohohohohohohohoho^^
diharabkan bisa hadir semua ya,, hohohohohohohhohohoho
karna kaya seruan iklan rokok,,"gx ada loe gx rame"
hohohhohohohohohoho
GBU all

FIRMAN HARIAN tgl 1-12-2010

"HatiKu tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu".
(Yes 25:6-10a; Mat 15:29-37)

"Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh." (Mat 15:29-37), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta B.Dionisius dan Redemptus, biarawan dan martir Indonesia, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:

·   Orang-orang miskin dan berkekurangan kiranya masih cukup banyak di masyarakat atau Negara kita, apalagi dengan adanya musibah atau bencana alam yang menghancurkan berbagai macam sarana dan harta benda akhir-akhir ini, entah itu gempa bumi, tsunami, banjir, gunung berapi meletus, dst.. Dalam perjalanan melakasanakan tugasNya Yesus menghadapi ribuan orang yang kelaparan dan kelelahan dan HatiNya pun tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Hati tergerak oleh belas kasihan kepada orang-orang yang lapar, haus, menderita atau menjadi korban bencana alam atau musibah rasanya untuk masa kini juga merupakan salah satu bentuk penghayatan kemartiran hidup iman atau agama kita.  Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk dengan rendah hati 'membuka hati' bagi mereka yang miskin, berkekurangan atau menjadi korban bencana alam. 'Membuka hati' berarti memberi perhatian, dan perhatian yang dimaksudkan bukan sekedar omongan atau kata-kata belaka, melainkan menjadi nyata dalam perbuatan atau tindakan pengorbanan. Marilah kita sisihkan sebagian harta benda atau kekayaan kita dan kemudian kita sumbangkan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan atau menjadi korban bencana alam atau musibah. Jika kita tidak mungkin menyalurkan secara langsung sumbangan tersebut, kiranya kita dapat menyalurkan melalui aneka macam LSM yang bergerak dalam pelayanan bagi mereka yang miskin dan berkekurangan atau menjadi korban bencana alam/musibah.

·   "Sesungguhnya, inilah Allah kita, yang kita nanti-nantikan, supaya kita diselamatkan. Inilah TUHAN yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakan-Nya!" (Yes 25:9), demikian kata orang-orang menanggapi ramalan Yesaya perihal kedatangan Penyelamat Dunia. Segala macam bentuk perhatian kita kepada sesama, lebih-lebih mereka yang miskin dan berkekurangan, kiranya akan membangkitkan hati mereka sehingga mereka pun akan berkata sebagaimana saya kutipkan di atas ini: "Inilah Tuhan yang kita nanti-nantikan; marilah kita bersorak-sorai dan bersukacita oleh karena keselamatan yang diadakanNya". Keselamatan dari Tuhan antara lain dapat terwujud melalui perhatian kita kepada saudara-saudari kita, maka marilah kita saling memperhatikan, dan secara khusus kita perhatikan mereka yang miskin dan berkekurangan di lingkungan hidup kita masing-masing, di masyarakat atau tempat kerja kita. Marilah kita perhatikan mereka yang sedih, murung atau frustrasi agar mereka bersedia untuk bersorak-sorai dan bersukacita; kita boroskan waktu dan tenaga kita bagi mereka yang sedih, murung dan frustrasi sebagai tanda kasih atau perhatian kita. Pemborosan waktu dan tenaga bagi yang terkasih atau terperhatikan merupakan bentuk kasih atau perhatian yang mulia dan luar biasa, maka dengan ini kami juga mengingatkan kita semua untuk dengan rendah hati memboroskan waktu dan tenaga bagi yang terkasih, misalnya suami atau isteri kita, anak-anak kita, rekan sekomunitas/kerja dst.. Biarlah di hari Natal nanti kita semua dapat bersorak-sorai dan bersukaria dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan tubuh/tenaga.

"TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa"
(Mzm 23)

Senin, 29 November 2010

firman harian 30 nov 2010

"Ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
(Rm 10:9-18; Mat 4:18-22)

"Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu mereka pun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia." (Mat 4:18-22), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka merayakan pesta St.Andreas, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Menjadi rasul berarti dikumpulkan di sekitar Yesus, mengikuti Yesus kemanapun Ia pergi atau dimanapun Ia berada, dan dengan demikian mau tak mau hidup dan bertindak meneladan Yesus atau melaksanakan perintah atau sabdaNya. Sabda Yesus kepada Andreas hari ini adalah "Mari, ikutilah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia". Yang dimaksudkan dengan menjadi 'penjala manusia' antara lain adalah hidup dan bertindak lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia, entah jiwa kita sendiri maupun jiwa orang lain, yang kita layani. Sebagai umat beriman kita memiliki panggilan menjadi rasul juga, maka marilah kita hayati dimensi rasuli hidup kita di dalam berbagai cara hidup dan bertindak kita setiap hari. Dalam cara hidup dan cara bertindak apapun dan dimanapun hendaknya keselamatan jiwa manusia menjadi barometer atau pedoman usaha dan keberhasilan kita. Dengan kata lain hendaknya kita sendiri senantiasa mengusahakan hidup baik dan berbudi pekerti luhur dan kemudian membantu orang lain untuk hidup baik dan berbudi pekerti luhur. Untuk itu kita perlu 'meninggalkan perahu dan orangtua' kita artinya melepaskan diri dari ketergantungan pada aneka macam jenis harta benda maupun orangtua kita masing-masing. Dengan jiwa lepas bebas kita ikuti kehendak Tuhan kapanpun dan dimanapun, kita tinggalkan cara hidup dan cara bertindak yang hanya mengikuti selera pribadi atau kemauan sendiri. Hendaknya kita juga siap sedia untuk diutus kemanapun dan dimanapun, lebih-lebih dimana semakin banyak jiwa manusia dapat diselamatkan.
·   "Bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Rm 10:14-15). "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik", inilah kiranya yang baik kita renungkan atau refleksikan. Sebagai umat beriman kita dipanggil untuk menjadi pembawa kabar baik, sehingga dimanapun berada atau kemanapun pergi kita senantiasa membawa kabar baik, terdengar dan tersiarkan segala sesuatu yang baik. Memang untuk itu kita sendiri harus senantiasa dalam keadaan baik serta suka berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun tanpa pandang bulu. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku universal, kapan saja dan dimana saja, maka hemat saya yang paling baik adalah keselamatan jiwa manusia. Maka baiklah jika kita sungguh mengutamakan dan memperjuangkan keselamatan jiwa manusia, hendaknya tidak takut dan tidak gentar menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan, mengingat dan memperhatikan bahwa untuk mengusahakan keselamatan jiwa pada masa kini sungguh berat karena sikap mental materialistis begitu merasuki banyak orang dalam berbagai macam bidang kehidupan bersama di tengah masyarakat. Namun percayalah jika kita sungguh berkehendak baik serta mengusahakan apa yang baik pasti akan memperoleh dukungan dari banyak orang, karena mereka yang berkehendak baik lebih banyak daripada mereka yang berkehendak jahat. Tanda baik kita berkehendak baik serta mengusahakan apa yang baik antara lain cukup banyak orang tergerak untuk mendekat dan bersahabat dengan kita, karena cara hidup dan cara bertindak kita sungguh menarik, mempesona serta memikat. Marilah kita saling membantu dan mendukung agar semakin banyak orang semakin percaya kepada Tuhan, semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak setiap hari.

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari" (Mzm 19:2-5)

http://renunganimankatolik.blogspot.com/

Minggu, 28 November 2010

RENUNGAN 29 nov 10

Yes 2:1-5

1Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.
2Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,
3dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: ''Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem.'' 
4Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. 
5Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN! 

Mat 8:5-11

"
5Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya:
6''Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.''
7Yesus berkata kepadanya: ''Aku akan datang menyembuhkannya.''
 8Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: ''Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
9Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.'' 
10Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: ''Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.
11Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,

"Aku akan datang menyembuhkannya."

(Yes 2:1-5; Mat 8:5-11)

"Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." Yesus berkata kepadanya: "Aku akan datang menyembuhkannya." Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel. Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga," (Mat 8:5-11), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Masa adven adalah masa menyongsong kedatangan atau kelahiran Penyelamat Dunia dengan penuh harapan, maka baiklah kita mawas diri sejauh masa kita layak menyongsong kedatanganNya. Seorang perwira yang dengan rendah hati menghadap Yesus, sebagaimana dikisahkan dalam warta gembira hari ini, kiranya dapat menjadi cermin refleksi atau permenungan kita. Keterbukaan bagi mereka yang sedang sakit dan menderita serta usaha untuk mencari penyembuhan atau pembebasan bagi mereka, itulah yang hendaknya kita hayati dan sebarluaskan di masa adven ini. Dalam masa adven biasanya juga ada kegiatan pengumpulan kolekte khusus atau barang/harta benda, yang kemudian dipersembahkan kepada Tuhan dengan diberikan kepada mereka yang miskin dan berkekurangan, sebaga aksi Natal. Hal itu dilakukan dengan harapan kebahagiaan damai Natal dapat dialami atau dinikmati oleh sebanyak mungkin umat manusia di bumi ini. Maka baiklah saya mengajak dan mengingatkan kita semua untuk 'turba'/turun ke bawah, 'menunduk' atau sungguh membumi untuk melihat kenyataan yang ada di lingkungan hidup kita. Apakah ada di antara saudara-saudari kita yang sedang sakit, menderita atau kurang diperhatikan? Kami berharap kita menyisihkan sebagai kekayaan, uang atau harta benda kita untuk kita sumbangkan kepada mereka yang miskin dan kekurangan di lingkungan hidup kita maupun di tempat lain yang sungguh membutuhkan. Marilah wujudkan kesiap-siaga kita dalam menyongsong kedatangan Penyelamat Dunia dengan membuka hati, budi, jiwa dan tubuh atau segala milik dan kekayaan kita bagi orang lain, dengan kata lain kita usahakan dan perdalam keutamaan solidaritas, simpati serta empati.

·   "Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang." (Yes 2:4), demikian ramalan nabi Yesaya perihal Penyelamat Dunia yang kita songsong kedatanganNya. Yang mungkin baik kita renungkan atau refleksikan adalah bahwa 'mereka tidak akan lagi belajar perang'. Apa yang disebut perang bagaimanapun membuahkan penderitaan atau kesengsaraan, menghambur-hamburkan uang atau harta benda tiada guna, bahkan untuk menghancurkan yang lain. Namun perang dalam arti mengalahkan godaan setan atau kejahatan kiranya baik dipelajari atau diperdalam, mengingat godaan setan pada masa kini juga semakin canggih. Pembelajaran perang melawan godaan setan antara lain dapat dilakukan dengan berdoa atau membaca dan merenungkan sabda Tuhan. Pada masa adven biasanya juga ada kegiatan pendalaman iman umat atau doa lingkungan mingguan bersama-sama, maka baiklah kebiasaan ini kita selenggarakan atau ikuti bersama. Jika tidak mungkin berpartisipasi dalam pertemuan lingkungan, baiknya entah secara pribadi atau dalam keluarga diselenggarakan sendiri. Kebiasaan berdoa dengan baik serta membaca dan merenungkan sabda Tuhan merupakan pelatihan perang melawan godaan setan, karena entah berdoa maupun merenungkan sabda Tuhan mau tak mau kita pasti akan dikuasai atau dirajai oleh Tuhan, dan dengan demikian kita senantiasa hidup bersama dan bersatu dengan Tuhan. Bersama dan bersatu dengan Tuhan kita dapat mengalahkan semua godaan setan. Marilah kita wujudkan kesiap-siagaan kita dalam menyongsong kedatangan Penyelamat Dunia dengan berdoa dan berkontemplasi atau meditasi.

"Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: "Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa. Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan sentosa di dalam purimu!" Oleh karena saudara-saudaraku dan teman-temanku aku hendak mengucapkan: "Semoga kesejahteraan ada di dalammu!" Oleh karena rumah TUHAN, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu." (Mzm 122:6-9)

Sabtu, 27 November 2010

"Minggu Adven I - Yes 2:1-5; Rm 13:11-14a; Mat 24:37-44 "

"Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga."
Mg Adven I : Yes 2:1-5; Rm 13:11-14a; Mat 24:37-44

Menghadapi apa saja yang baru pada umumnya orang bergairah dan penuh pengharapan. Pasangan suami-isteri yang baru saja saling berjanji untuk hidup bersama kiranya memiliki segudang harapan, antara lain semakin saling mengasihi serta kelahiran anak sebagai anugerah Tuhan; pelajar atau mahasiswa baru berhadap sukses dalam belajar, pegawai baru berharap sukses di dalam kerja, pejabat baru berharap sukses dalam melayani, dst… Hari ini kita memasuki Tahun Baru Liturgi, masa Adven, dimana kurang lebih empat minggu kita diajak mempersiapkan diri dalam rangka menyambut kedatangan atau kelahiran Penyelamat Dunia, Allah yang memenuhi janjiNya untuk memperbaharui dunia seisinya. Memasuki Tahun Baru Liturgi ini kita diharapkan bergairah dan penuh pengharapan, sebagaimana dipesankan dalam Warta Gembira hari ini, maka baiklah kita renungkan pesan tersebut.

"Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Mat 24:44)
Kedatangan Anak Manusia kiranya dapat diartikan 'Hari Kelahiran Penyelamat Dunia' alias pesta Natal atau saat kita dipanggil Tuhan alias meninggal dunia. Hari pesta Natal kiranya dapat kita duga karena telah ditentukan jauh sebelumnya, namun kapan kita dipanggil Tuhan alias meninggal dunia kiranya sebagai umat beriman kita tidak tahu, maka baiklah 'kedatangan Anak Manusia' kita fahami ketika kita dipanggil Tuhan. Maka marilah kita senantiasa dalam keadaan siap sedia untuk dipanggil Tuhan serta berharap hidup mulia selama-lamanya di sorga.

Orang yang 'siap sedia' pada umumnya dalam keadaan sehat wal'afiat, segar bugar baik secara jasmani maupun rohani, phisik maupun spiritual, menarik, mempesona dan memikat. Orang yang 'siap sedia' juga dalam keadaan bersih alias suci serta dengan jiwa besar dan hati rela berkorban untuk mempersembahkan diri terhadap panggilan Tuhan dalam pelayanan kepada sesamanya.  Maka marilah memasuki masa Adven ini kita mawas diri sejauh mana kita dalam keadaan siap siaga atau siap sedia untuk menanggapi panggilan Tuhan, entah itu berarti meninggal dunia atau melakukan sesuatu sesuai dengan kehendakNya. Sebagai bantuan untuk mawas diri saya angkat beberapa hal sebagai berikut:

·  Panggilan sebagai ciptaan Tuhan: kita diciptakan oleh Tuhan sebagai gambar atau citraNya, artinya melalui cara hidup dan cara bertindak kita orang dapat melihat Tuhan yang hidup dan berkarya. Sebagai gambar atau citra Tuhan kita senantiasa melakukan apa yang baik dan menyelamatkan, lebih-lebih dan terutama bagi kebaikan atau keselamatan jiwa, dengan demikian semakin tambah usia atau berpengalaman dalam hidup berarti kita semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari.

·  Panggilan sebagai orang yang telah dibaptis atau beriman kepada Yesus Kristus: ketika dibaptis kita berjanji untuk hanya mau mengabdi Tuhan saja serta menolak semua godaan setan, dengan kata lain kita  berjanji untuk hidup baik dan berbudi pekerti luhur, meneladan cara hidup dan cara  bertindak Yesus serta melaksanakan sabda-sabdaNya. Cara hidup dan cara bertindak kita seperti yang dihayati oleh jemaat purba, yaitu bahwa "kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah" (Kis 4:32-33).
Dari dua jati diri kita masing-masing tersebut baiklah kita sungguh mawas diri dan jika kita belum atau tidak setia pada panggilan kita baiklah kita mempersiapkan diri untuk mohon kasih pengampunan Tuhan dengan menerima Sakramen Tobat sebelum mengenangkan kedatangan Tuhan, Penyelamat Dunia, di hari Natal yang akan datang.

"Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati" (Rm 13: 12-13)   
Sapaan atau peringatan Paulus kepada di Roma di atas ini kiranya baik menjadi permenungan atau refleksi kita dalam memasuki Adven atau Tahun Baru Liturgi. Kita diingatkan untuk 'meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang: hidup sopan, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, percabulan, hawa nafsu, perselisihan dan iri hati". Maka baiklah secara sederhana saya kembangkan peringatan Paulus tersebut sebagai bantuan untuk mawas diri bagi kita semua:

·  Meninggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan. Berbagai bentuk perbuatan kegelapan yang harus kita tinggalkan dengan jelas dikatakan oleh Paulus, yaitu: pesta pora, kemabukan, percabulan, perselisihan dan iri hati. Berbagai bencana alam telah menimbulkan penderitaan bagi banyak orang di negeri kita ini, maka ajakan untuk tidak berpesta pora serta bermabuk-mabukan kiranya sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebar-luaskan dalam kehidupan bersama kita masa kini. Kami berharap para pejabat, petinggi atau orang-orang kaya dapat menjadi teladan dalam meninggalkan pesta pora dan mabuk-mabukan di masa adven ini. Perbuatan cabul rasanya sungguh marak terjadi di sana-sini, entah itu dilakukan secara pribadi atau dengan orang lain, karena dorongan nafsu seksual yang tak terkendalikan. Hendaknya para orangtua serta pendidik atau guru dapat menjadi teladan dalam meninggalkan perbuatan cabul bagi anak-anak atau para peserta didik. Perbuatan iri hati yang berkembang menjadi perselisihan kiranya juga masih marak di sana-sini, entah itu terjadi secara pribadi atau kelompok/golongan/organisasi. Iri hati memang dapat mengarah ke kematian, maka baiklah kita tinggalkan aneka bentuk iri hati dalam diri kita masing-masing.    
 
·  Mengenakan perlengkapan senjata perang. Perlengkapan senjata perang yang diingatkan oleh Paulus adalah hidup sopan. Sopan antara lain berarti menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk berdosa atau melakukan kejahatan, dengan kata lain sopan berarti menghargai dan menjunjung tinggi harkat martabat manusia alias tidak melecehkan atau merendahkan yang lain. Cara berpakaian sopan merupakan salah satu bentuk penghayatan yang kiranya baik kita hayati, maka kami berharap hendaknya jangan berpakaian sedemikian rupa sehingga merangsang oleh lain untuk berpikiran jahat serta kemudian melakukan kejahatan.  Berkata-kata sopan juga merupakan cara hidup yang baik kita lakukan. Cara berpakaian maupun berkata-kata hemat saya mencerminkan pribadi orang yang bersangkutan alias cermin dari hati, apa yang menjadi perhatian dalam hidupnya. Sopan santun hendaknya sedini mungkin dididikkan atau dibiasakan pada anak-anak di dalam keluarga dengan teladan konkret dari orangtua serta kemudian dikembangkan dan diperdalam di sekolah-sekolah.

"Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN." Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem. ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel. Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud. Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: "Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa. Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan sentosa di dalam purimu!" (Mzm 122:1-2.4-7)

by:http://renunganimankatolik.blogspot.com/
  

Jumat, 26 November 2010

firman harian 27 nov 2010

34''Jagalah dirimu, jangan sampai kalian terlalu sibuk berpesta-pesta dan minum minuman keras, atau terlalu memikirkan soal-soal hidupmu, sehingga kalian tidak siap ketika hari itu muncul dengan tiba-tiba.
 35Sebab Hari itu akan datang seperti perangkap pada semua orang di muka bumi ini.
36Berjaga-jagalah, dan berdoalah selalu supaya kalian kuat mengatasi semua hal yang bakal terjadi dan kalian dapat menghadap Anak Manusia.''

Renungan:
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Hari ini adalah hari terakhir tahun Liturgy, dan besok kita mulai memasuki Tahun Baru Liturgy, masa adven, masa yang ditandai dengan keutamaan harapan untuk menyambut kedatangan Penyelamat Dunia. Dalam pergantian tahun Liturgy ini kita diingatkan agar "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia". "Tahan berdiri di hadapan Anak Manusia" kiranya dapat difahami sebagai saat kita dipanggil Tuhan atau akan meninggal dunia, yang dapat terjadi sewaktu-waktu, kapan saja dan dimana saja. Apakah pada menit-menit atau detik-detik terakhir hidup kita, menjelang meninggal dunia, kita begitu gelisah atau dengan tenang pasrah diri kepada Yang Ilahi. Kiranya kita semua mendambakan ketika dipanggil Tuhan tidak melawan atau gelisah, melainkan kita sambut dengan gairah, senyum dan rendah hati karena akan menerima anugerah hidup mulia selamanya di sorga bersama Allah Pencipta. Agar dapat terjadi demikian kita diharapkan senantiasa dalam keadaan berjaga-jaga sambil berdoa. Maka baiklah kita senantiasa hidup baik dan berbudi pekerti luhur seraya berdoa, sesuai dengan dambaan dan kerinduan kita masing-masing. Hidup baik/berbudi pekerti luhur dan berdoa hemat saya bagaikan mata uang bermuka dua, dapat dibedakan tetapi tak dapat dipisahkan; ada timbal balik saling meneguhkan dan memperdalam. Pendoa pada umumnya hidup baik dan berbudi pekerti luhur, sebaliknya orang baik dan berbudi pekerti luhur tak pernah melupakan hidup doa. Berdoa antara lain berarti berkomunikasi dengan Tuhan dan karena Tuhan maha segalanya, maka mau tak mau kita akan dikuasai atau dirajai olehNya, sehingga hidup dan bertindak sesuai dengan kehendakNya kapanpun dan dimanapun.

·   "Malam tidak akan ada lagi di sana, dan mereka tidak memerlukan cahaya lampu dan cahaya matahari, sebab Tuhan Allah akan menerangi mereka, dan mereka akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya" (Why 22:5). Kutipan ini adalah gambaran hidup mulia selama-lamanya di sorga setelah kita dipanggil Tuhan alias meninggal dunia. Apa yang akan terjadi tersebut kiranya dapat kita siapkan selama hidup di dunia, atau bahkan dapat mencicipinya selama hidup di dunia ini. Untuk itu kita diharapkan senantiasa berjaga-jaga sambil berdoa. Apakah setelah selama satu tahun kita mengarungi hidup dan panggilan,  kita juga semakin dalam keadaan 'berjaga-jaga sambil berdoa'? Dengan kata lain apakah kita semakin rendah hati? Rendah hati merupakan keutamaan dasar yang harus kita mohon dari Tuhan serta usahakan dalam hidup sehari-hari. "Rendah hati adalah sikap dan perilaku yang tidak suka menonjolkan dan menomorsatukan diri, yaitu dengan menenggang  perasaan orang lain. Meskipun pada kenyataannya lebih dari orang lain, ia dapat menahan diri untuk tidak menonjolkan dirinya" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 24). Orang yang rendah hati berarti juga siap sedia setiap saat untuk melakukan kehendak Tuhan alias ajakan untuk berbuat baik dan berbudi pekerti luhur. Orang yang rendah hati juga dirajai atau dikuasai oleh Tuhan dan dengan demikian juga berpartisipasi dalam 'pemerintahanNya sebagai raja sampai selama-lamanya'.  Raja yang rendah hati, yaitu yang siap sedia untuk disalibkan, artinya mempersembahkan seluruh hidup atau pribadinya kepada Tuhan melalui saudara-saudarinya. Semoga di akhir tahun Liturgy ini kita sungguh semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan , sehingga sewaktu-waktu dipanggil Tuhan kita tidak gelisah atau melawan, melainkan gembira dan ceria penuh pasrah diri. Kita ucapkan 'Selamat tinggal cara hidup lama yang hanya mengikuti keinginan atau kemauan sendiri, selamat menempuh hidup baru sesuai dengan kehendak Yang Ilahi'



firman harian 26 nov 2010

29 "Lalu Yesus menceritakan kepada mereka perumpamaan berikut ini, kata-Nya, ''Perhatikanlah pohon ara dan semua pohon yang lain.
30"Apabila pucuk-pucuknya mulai kelihatan, kalian tahu bahwa sudah hampir musim panas
31"Begitu juga kalau kalian melihat hal-hal itu terjadi, kalian akan tahu bahwa Allah segera akan memerintah sebagai Raja.
32"Ketahuilah! Hal-hal itu akan terjadi sebelum orang-orang yang hidup sekarang ini mati semuanya
33Langit dan bumi akan lenyap, tetapi perkataan-Ku tetap selama-lamanya.''

Renungan:
“Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu.” (Luk 21:29-33)
Ada banyak alat reminder, yang dapat mengingatkan kita: HP, komputer. Banyak program Kitab Suci yang bisa diinstal.
Apakah kecanggihan semua peralatan tersebut telah kita gunakan untuk membantu kita mengingat perkataan Tuhan?
Orang Yahudi punya kebiasaan menulis ayat ayat Kitab Suci dan membawanya kemana saja, untuk memudahkan mengerti kehendak Tuhan. Kitapun harus mampu memanfaatkan HP, Komputer untuk menyimpan ayat yang penting, sehingga dalam kesibukanpun kita selalu dekat dengan Tuhan.
Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. (Mzm 84:4)

GBU^^

Rabu, 24 November 2010

FIRMAN HARIAN tgl 25-11-2010

Bacaan Diambil dari:
LUKAS 21:12-19:
. 12Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku.
13Hal itu akan menjadi kesempatan bagimu untuk bersaksi.
14Sebab itu tetapkanlah di dalam hatimu, supaya kamu jangan memikirkan lebih dahulu pembelaanmu.
15Sebab Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat, sehingga kamu tidak dapat ditentang atau dibantah lawan-lawanmu.
16Dan kamu akan diserahkan juga oleh orang tuamu, saudara-saudaramu, kaum keluargamu dan sahabat-sahabatmu dan beberapa orang di antara kamu akan dibunuh
17dan kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku.
18Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang.
19Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu."



:


Sabtu, 20 November 2010

RALAT rekoleksi

Teman2 YTC KTM yg di cintai,,
terutama Sel St. Agustinus II


akan diadakan Rekoleksi KTM se Distrik Tangerang Pada tgl
7 Desember 2010
di omni hospital,,


menggingat kita sie acra di Rekoleksi tersebut,,
diharapkan teman2 bisa ikut,, karna dalam rekolesi itu kita akan mendapat banyak pengajaran
terutama untuk pertumbuhan iman kita,,
biaya 25.000/ org,,,
paling lambat pendaftaran tgl 24 November,, bukan tgl 27 nov
mohon segera konfirmasi,,
terimakasihh
GBU,,

Jumat, 19 November 2010

REKOLEKSI KTM

Teman2 YTC KTM yg di cintai,,
terutama Sel St. Agustinus II


akan diadakan Rekoleksi KTM se Distrik Tangerang Pada tgl
7 Desember 2010
di omni hospital,,


menggingat kita sie acra di Rekoleksi tersebut,,
diharapkan teman2 bisa ikut,, karna dalam rekolesi itu kita akan mendapat banyak pengajaran
terutama untuk pertumbuhan iman kita,,
biaya 25.000/ org,,,
paling lambat pendaftaran tgl 27 november,,
terimakasihh
GBU,,