"Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak ini hilang."
(Yes 40:1-11; Mat 18:12-14)
"Bagaimana
pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di
antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh
sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih
besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan
puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di
sorga tidak menghendaki supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang." (Mat 18:12-14), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi
atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Ambrosius, uskup dan
pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana
sebagai berikut:
· Kita
semua, manusia diciptakan oleh Allah, berasal dari Allah dan diharapkan
kembali kepada Allah setelah meninggal dunia atau dipanggil Tuhan. Maka
baiklah di masa adven ini kita mawas diri perihal kebersamaan hidup
kita masing-masing: keluarga, masyarakat, tempat kerja dst..: apakah ada
di antara kita kurang atau tidak berkumpul dengan kita dalam aneka
kesempatan seperti makan bersama, pertemuan, rekreasi dst… Pengalaman
dan pengamatan kami jika ada anggota keluarga atau komunitas atau
paguyuban jarang atau bahkan tidak pernah bertemu dan curhat dengan
saudara-saudarinya berarti yang bersangkutan berada dalam bahaya perihal
panggilan dan tugas pengutusannya. Ada kemungkinan yang bersangkutan
tersesat, namun tidak merasa dirinya tersesat. Maka baiklah jika ada
saudara atau saudari kita yang demikian itu hendaknya segera diingatkan
untuk berkumpul dan bercurhat dengan saudara-saudarinya dalam berbagai
kesempatan yang ada. Sekiranya secara phisik atau langsung sulit
dilakukan baiklah kita doakan,dengan kata lain di masa adven ini kami
mengajak dan mengingatkan kita semua untuk mendoakan saudara-saudari
kita yang 'tersesat', dan jika mungkin mereka kita datangi dan ajak
untuk kembali ke jalur atau cara hidup yang benar, sesuai dengan
panggilan dan tugas pengutusannya. Marilah kita semua menyadari dan
menghayati bahwa pada dirinya manusia itu bersifat sosial, maka tak
mungkin hidup bahagia atau damai-sejahtera jika hidup menyendiri. Sosial
dari akar kata bahasa Latin socius yang antara lain berarti
teman, maka bersifat sosial berarti senantiasa berteman dengan sesamanya
dan membangun kehidupan bersama dalam suatu komunitas atau keluarga.
· "Persiapkanlah
di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara
jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap
gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi
tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka
kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya
bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya."(Yes
40:3-5). Padang gurun adalah tempat banga terpilih mengarungi
perjalanan menuju tanah terjanji. Di padang gurun mereka harus
menghadapi aneka tantangan dan masalah, maka ada di antara
mereka cukup banyak yang tidak sampai ke tanah terjanji, antara lain
termasuk Musa yang sempat ragu-ragu di dalam perjalanannya. Dengan kata
lain kutipan dari kitab Yesaya di atas kiranya juga merupakan suatu
ajakan bagi kita semua untuk mawas diri: apakah melalui cara hidup dan
cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun merupakan persiapan untuk
menuju 'tanah terjanji', hidup mulia kembali di sorga setelah dipanggil
Tuhan nanti. Dengan kata lain apakah kita senantiasa berujud lurus dalam
aneka macam langkah dan tindakan kita alias jujur, disiplin, setia dan
taat. Hidup jujur dan disiplin pada masa kini hemat saya sungguh
merupakan salah satu bentuk penghayatan iman yang harus kita hayati dan
sebar-luaskan. Pertama-tama dan terutama marilah kita jujur terhadap
diri sendiri serta disiplin diri; jika kita tidak mungkin jujur terhadap
diri sendiri serta disiplin diri maka mustahil kita
mengajak orang lain jujur serta disiplin. Memang hidup jujur dan
disiplin pada umumnya butuh keteladanan dari mereka yang berpengaruh dan
hidup maupun kerja bersama, maka dengan ini kami berharap kepada
siapapun yang berpengaruh dalam kehidupan atau kerja bersama dapat
menjadi teladan dalam hal jujur dan disiplin. Secara khusus kami
berharap kepada para pengguna jalan, entah pengendara sepeda motor,
sopir maupun pejalan kaki untuk jujur dan disiplin di jalanan, sebagai
tanda dan harapan bahwa kita akan selamat sampai tujuan masing-masing.
"Nyanyikanlah
nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!
Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang
dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara
bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala
suku bangsa." (Mzm 96:1-3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.